PENDAHULUAN
Pelajaran
tentang malaikat dalam iman Kristen disebut dengan istilah Angelology.
Tempatnya berada dalam ruang lingkung studi teologi sistematika. Studi tentang
malaikat merupakan salah satu pokok penting dalam kekristenan. Hal ini disebabkan
oleh fakta bahwa malaikat terlibat aktif dalam sejarah manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan.
Sejak masa
Adam dan Hawa peran malaikat telah ada dan berinteraksi dengan manusia.
Penafsiran umum kristiani mengajarkan bahwa ular yang bisa “berbicara” dan
punya “intelektual” tinggi tersebut bukanlah ular “biasa”, melainkan
personifikasi dari malaikat jahat yang telah jatuh ke dalam dosa. Dosa yang
dilakukan Adam dan Hawa membawa implikasi pada diusirnya mereka keluar dari
taman Eden. Agar keduanya tidak bisa masuk, maka Allah menempatkan malaikat
yang disebut Kerub untuk menjaga jalan masuk ke taman tersebut.
Malaikat
dalam iman Kristen tercatat dalam Alkitab. Malaikat kerap berada diantara
manusia. Mereka melindungi Lot dan keluarganya (Kejadian 19:10), mereka
menampakkan diri kepada hamba Elisa yang sedang ketakutan (2 Raja-Raja 6:17),
ada juga yang menampakkan diri di hadapan Bileam dan keledainya (Bilangan
22:31). Ada juga yang disebut Gabriel, dialah malaikat yang diutus Tuhan untuk
menjumpai Maria dan memberitahukan kabar kesukaan bagi dunia (Lukas 1:26-38),
dan juga menemui Daniel (Daniel 9:21). Malaikat lain yang pernah disebutkan
namanya adalah Mikhael (Daniel 10:13; 12:1; Yudas 1:9; Wahyu 12:7).
Pentingnya
memahani tentang malaikat-malaikat Allah di masa modern ini tidak terlepas juga
dengan adanya kesaksian-kesaksian dari banyak orang yang mengaku pernah bertemu
dengan malaikat, baik itu dalam suatu penglihatan (vision) atau dalam mimpi.
Memang kesaksian-kesaksian itu pada umum bersifat subyektif, dalam artian tidak
dapat diuji karena bersifat personal. Selain itu, ada istilah yang cukup
popular, yaitu “Angel service”, tentang bagaimana umat Tuhan mendapat bantuan
dari malaikat dalam kehidupan dan pelayanannya kepada Tuhan. Beberapa yang dapat
disebut adalah Mary Katrin Baxter yang mengaku bertemu malaikat dalam bukunya
“A Divine Revelation of Hell”, Kenneth Hagin (alm) yang sering disebut “rasul
iman” Amerika Serikat menulis pengalaman bertemu malaikat dalam bukunya “Aku
pernah ke Neraka” dan juga Rev Choo Thomas yang menulis pengalamannya bertemu
malaikat dalam sebuah buku laris “Heaven Is So Real”.
ASAL USUL
Alkitab
tidak mencatat dengan jelas mengenai asal mula malaikat. Kapan mereka
diciptakan tidak dirinci secara gamblang. Namun yang pasti, malaikat tampaknya
telah ada sebelum Adam dan Hawa diciptakan. Kitab Ayub 38:4-7 mengisahkan bahwa
semua ” anak Allah” bersorak-sorai pada waktu Bumi diciptakan. Teks bahasa
Ibrani untuk “anak Allah” dalam ayat tersebut adalah bney ‘Elohim.
Kitab Kolose
1:16 menulis, “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada
di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik
singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu
diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” Kitab itu menegaskan bahwa Tuhan Yesuslah
pencipta segala sesuatu yang ada di Sorga dan Bumi, hal itu berarti termasuk
juga malaikat-malaikat.
Berdasarkan
kerangka berpikir Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, jelas sekali bahwa dalam
iman Kristen, para malaikat adalah ciptaan Tuhan Yesus Kristus. Mereka bukan
suatu makhluk yang tiba-tiba ada atau tanpa asal-usul yang tidak jelas.
Malaikat diciptakan dalam rupa roh (Ibrani 1:14). Inilah bentuk sejati dari
malaikat. Mereka tidak mempunyai tubuh jasmani seperti halnya manusia. Dalam
penugasan tertentu, atas “Kuasa Tuhan” maka malaikat itu bisa memakai rupa
manusia. Sebuah contoh di Alkitab mencatat bahwa dua malaikat yang mendatangi
Lot dan keluarganya memiliki rupa manusia.
TUJUAN PENCIPTAAN
Untuk apakah
Allah menciptakan malaikat? Kitab Ibrani 1:14 dengan lugas menjelaskan bahwa
malaikat adalah roh-roh yang melayani. Mereka diciptakan untuk melayani Allah
yang Maha Kuasa. Kediaman mereka adalah di Surga, tempat Allah bertahta. Selain
bertugas untuk melayani Allah, kitab Mazmur 148:2 menulis bahwa malaikat
diciptakan untuk memuji Allah. Demikian tertulis, “Pujilah Dia, hai segala
malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!”
Hal itu
sejalan dengan bagian lain dari Alkitab yang menceritakan adanya
malaikat-malaikat berjulukan Serafim yang mengelilingi tahta Allah dan mereka
terus menerus tiada henti-henti memuji Allah. Nabi Yesaya menceritakan
penglihatannya demikian, “Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk
di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait
Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam
sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk
menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan mereka
berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta
alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” (Yesaya 6:1-3).
TERMINOLOGI
Malaikat,
menurut terminologi dan pengertian, adalah utusan/ pesuruh Allah, para pesuruh
ini mengenal Allah muka dengan muka, karena itu mempunyai kelebihan daripada
manusia. Demikian halnya para malaikat dilukiskan sebagai pembawa-pembawa pesan
dari Allah untuk bapa-bapa leluhur (Kejadian 22:11, dst.). Dalam literatur
kemudian hari (setelah pembuangan), para malaikat dianggap sebagai makhluk
supranatural yang diatur dihadapan Allah dalam suatu hierarkhi (mis. Daniel
7:10; 9:21).
Sebagai
makhluk-makhluk rohani, malaikat yang baik memuliakan Allah, melaksanakan
kehendak-Nya, melihat wajah-Nya, takluk kepada Kristus, lebih unggul daripada
manusia, dan tinggal di surga. Mereka tidak menikah, tidak dapat mati, dan
tidak boleh disembah. Mereka dapat tampil dalam bentuk manusia (umumnya sebagai
orang muda tanpa sayap). Alkitab berbicara tentang rombongan malaikat baik yang
sangat banyak, sekalipun hanya nama dua malaikat yang disebutkan dalam Alkitab:
Mikhael dan Gabriel.
Farisi
mendukung kepercayaan kepada malaikat yang telah berkembang ini (Kisah 23:9),
yang dibutuhkan untuk melengkapi doktrin tentang transendensi Allah yang
mutlak, pandangan kalangan Farisi ini bertolak belakang dengan orang-orang
Saduki yang lebih konservatif. Orang-orang Sejak zaman Kitab Daniel (abad kedua
sM) malaikat-malaikat diberi nama (Daniel 8:16; 10:13) dan tugas-tugas khusus.
Malaikat terbagi menurut tingkat yang berbeda: Mikhael disebut "penghulu
malaikat" (maksudnya: "malaikat yang memimpin"); kemudian ada
serafim, kerub, para malaikat dengan wibawa dan kuasa, dan sejumlah besar malaikat
yang merupakan roh-roh yang melayani.
Para
malaikat melaksanakan banyak kegiatan di bumi atas perintah Allah. Mereka
memainkan peranan khusus dalam menyatakan hukum Allah kepada Musa. Tugas mereka
terutama berkaitan dengan peranan mereka dalam misi Kristus untuk menyelamatkan
manusia. Mereka bersukacita apabila satu orang berdosa bertobat, melayani
kepentingan umat Allah, mengamati kehidupan jemaat Kristen, membawa berita dari
Allah, mengantarkan jawaban atas doa, kadang-kadang membantu penafsiran mimpi
dan penglihatan yang bersifat nubuat, memberikan kekuatan kepada umat Allah di
tengah-tengah pencobaan, melindungi orang kudus yang takut akan Allah dan
membenci kejahatan, menghukum orang yang menjadi musuh Allah, berperang melawan
kuasa setan-setan, dan membawa orang yang selamat ke surga.
Malaikat
tentu adalah makhluk, tapi suci, walaupun mempunyai kemauan yg bebas dan karena
itu bisa terpengaruh terhadap godaan dan dosa. Alkitab berbicara tentang
malaikat yang baik dan yang jahat, sekalipun ditekankan bahwa pada mulanya semua
malaikat diciptakan baik dan kudus. Karena memiliki kebebasan untuk memilih,
banyak malaikat ikut dalam pemberontakan Iblis dan meninggalkan kedudukan
mereka semula selaku hamba-hamba Allah, sehingga dengan demikian kehilangan
peranan surgawi mereka. Malaikat yang jatuh ini disebut Iblis/ setan . Terdapat
banyak acuan mengenal kejatuhan golongan malaikat, di bawah pimpinan Setan
(Ayub 4:18; Matius 25:41; 2 Ptr 2:4; Wahyu 12:9). Iblis/ setan sebagai golongan
dari malaikat yang jatuh disinggung juga baik dalam PL maupun PB. Berlawanan
dengannya ada barisan malaikat-malaikat jahat dibawah kuasa Iblis (Matius
25:41).
Sejak di
taman Eden pada Kejadian Pasal satu, kehadiran malaikat sudah ada sebagai
pesuruh Allah dan sampai kitab Wahyu keberadaan malaikat tetap dicatat, peran
dan kehadiran malaikat jelas sekali, karena itu, kita dapat mengetahui bahwa
malaikat adalah mahluk suruhan Allah yang diciptakan sekaligus lebih tinggi
dari manusia dan digunakan sebagai pelindung bagi umat Allah. Dalam Injil, para
malaikat siap sedia untuk membantu Yesus (Matius 4:11) dan menjadi wakil-wakil
pribadi anak-anak di hadapan Bapa (Matius 18:10). Iblis juga memiliki bala
tentara malaikat sebagai pembantu-pembantunya (Matius 25:41).
SIFAT MALAIKAT
1. Malaikat tidak berbadan
Para
malaikat disebut sebagai “roh-roh” yang melayani. Hal itu menunjukkan jati diri
mereka yang esensial, yaitu jenis makhluk yang tidak berbadan jasmani, namun
berbentuk roh. Dalam peristiwa-peristiwa khusus, Alkitab mencatat adanya
aktivitas malaikat dengan memakai tubuh manusia (Kejadian 18-19, Lukas 1:26;
Yohanes 20:12; Ibrani 13:2).
Kenyataan
itu merupakan peristiwa khusus yang terjadi atas campur tangan “kuasa
Tuhan”didalamnya. Penggunaan tubuh jasmani oleh malaikat hanya terjadi dalam
tugas-tugas khusus tertentu untuk menjalankan perintah Allah. Selain daripada
itu, maka hakekat mereka adalah kembali sebagai roh. Adanya tubuh jasmani dalam
penampakan malaikat tidak terlepas dari otoritas Tuhan yang mengijinkan hal itu
dan dalam pengawasan-Nya sebagai pelaksana firman-Nya.
2. Malaikat bukan manusia yang
dimuliakan
Manusia
dibedakan dengan malaikat. Dalam Matius 22:30 dikatakan bahwa orang-orang
percaya suatu saat nanti akan menjadi seperti malaikat, dan bukan dikatakan
bahwa mereka akan menjadi malaikat. “beribu-ribu malaikat” dibedakan dari
“roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna” (Ibrani 12:22-23).
Alkitab mencatat bahwa manusia diciptakan sedikit lebih rendah daripada
malaikat, tetapi kemudian akan menjadi lebih tinggi daripada malaikat (Mazmur
8:6; Ibrani 2:7). Bahkan orang-orang percaya disebutkan oleh firman Tuhan suatu
saat nanti akan menghakimi malaikat (1 Korintus 6:3).
Malaikat
tidak pernah akan dimuliakan, seperti halnya nasib orang-orang percaya yang
akan dimuliakan Allah. Manusialah satu-satunya ciptaan yang disebutkan Alkitab
sebagai “mahkota ciptaan” karena telah diciptakan “segambar (tselem: ibrani)”
dan “serupa (demuth: ibrani)” dengan Allah (Kejadian 1:26; Mazmur 8:5-7).
3. Malaikat merupakan suatu kelompok,
bukan suatu bangsa
Para
malaikat disebut Alkitab sebagai bala tentara Allah (Lukas 2:13). Mereka
merupakan suatu kelompok yang besar, dimana hanya Allah sendiri saja sebagai
pencipta-Nya yang mengetahui dengan persis jumlahnya. Malaikat tidak menikah
atau dinikahkan, juga tidak pernah mengalami kematian (Lukas 20:34-36).
Kadangkala Alkitab menyebut malaikat sebagai “anak-anak Allah” (Ayub 1:6: 2:1;
38:7).
4. Bila berdosa sifatnya kekal (tidak
ada pengampunan)
Malaikat
diciptakan dengan akal budi, kecerdasan dan kekuatan yang luar biasa. Akal budi
itu membuat mereka mempunyai pilihan, yaitu bisa mentaati Allah atau tidak
mentaati-Nya. Alkitab mencatat adanya malaikat-malaikat yang dihukum Allah.
Beberapa
ayat yang mengindikasikan hal tsb:
“Sebab
jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi
melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam
gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman” (2 Petrus
2:4).
“Dan bahwa
Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka,
tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam
dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar” (Yudas 1:6).
“Sesungguhnya,
hamba-hamba-Nya tidak dipercayai-Nya, malaikat-malaikat-Nyapun didapati-Nya
tersesat, (Ayub 4:18)
“Maka
timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang
melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, Dan naga
besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh
dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan
malaikat-malaikatnya.” (Wahyu 12:4,7,9)
Oleh karena
esensi mereka adalah roh (dimana roh bersifat kekal), maka bila berbuat dosa,
maka sifatnya kekal (tidak dapat diampuni), dan karenanya mendapat hukuman yang
kekal.
Hal itu
berbeda dengan manusia yang mempunyai tubuh jasmani, meskipun mempunyai roh.
Apabila berdosa, maka dosa itu masih bisa diampuni Allah melalui percikan darah
binatang (konsep pengampunan dosa di Perjanjian Lama) maupun oleh darah Yesus
yang mengampuni dan menyucikan (1 Yohanes 1:9; Roma 3:25; Ibrani 10:19; 13:12;
1 Yohanes 1:7; Wahyu 1:5); sejak masa Perjanjian Baru sampai masa Gereja
sekarang ini.
5. Malaikat lebih kuat dan lebih
pandai daripada manusia
Malaikat
dikatakan Alkitab sebagai lebih perkasa dan berkuasa daripada manusia (2 Petrus
2:11), namun mereka tidak maha kuasa. Contoh kekuatan dan keperkasaan malaikat
terlihat ketika melepaskan para rasul dari penjara (Kisah Para Rasul 5:19;
12:7) maupun ketika menggulingkan batu penutup kuburan Yesus yang disegel itu
(Matius 28:2), juga ketika membinasakan bala tentara raja Asyur yang memerangi
umat Israel (2 Tawarikh 32:21).
Meskipun
demikian, sebagai makhluk ciptaan kekuatan malaikat terbatas, seperti halnya
ciptaan lainnya, sebab hanya Allah saja yang maha besar dan berkuasa (Mazmur
135:5). Sebagai contoh, malaikat yang datang mengunjungi Daniel memerlukan
bantuan Mikhael dalam perjuangannya melawan roh jahat penguasa Persia (Daniel 10:13).
Baik Mikhael, penghulu malaikat (Yudas 1:9), maupun iblis (Ayub 1:12; 2:6)
memiliki kekuatan yang terbatas.
Pengetahuan
dan kebijaksanaan seorang malaikat dianggap sebagai kebijaksanaan yang tinggi
(2 Samuel 14:20), meskipun demikian malaikat tidak maha tahu. Tuhan Yesus
mengatakan, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu,
malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa
sendiri.”(Matius 24:36). Para malaikat dipanggil sebagai saksi oleh rasul
Paulus, “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus dan malaikat-malaikat pilihan-Nya
kupesankan dengan sungguh kepadamu: camkanlah petunjuk ini tanpa prasangka dan
bertindaklah dalam segala sesuatu tanpa memihak.” (1 Timotius 5:21). Para
malaikat ingin meneliti dan mengetahui keajaiban-keajaiban karya Injil
keselamatan (1 Petrus 1:11-12). Hal-hal itu menunjukkan fakta bahwa pengetahuan
malaikat juga terbatas, sebab hanya Allah saja yang maha tahu.
6. Malaikat sangat cepat namun tidak
maha hadir
Sebagai
makhluk roh, malaikat bergerak dengan kecepatan yang melebihi kecepatan cahaya.
Namun demikian, malaikat tidak maha hadir. Alkitab mencatat bahwa mereka
mengembara menjelajahi Bumi (Ayub 1:7; Zakharia 1:9-11) dan berpindah dari satu
tempat ke tempat lainnya (Daniel 9:21-23).
7. Mahluk Ciptaan
Malaikat
adalah mahluk ciptaan. Rasul Paulus menyebut malaikat termasuk mereka yang
diciptakan oleh Yesus dengan maksud untuk melayani penciptanya (Kolose 1:16).
Malaikat bukanlah roh mereka yang mati, dan juga bukan manusia yang dimuliakan
(Ibrani 12:22,23) tetapi merupakan makhluk ciptaan yang lebih tinggi dari
manusia tetapi dijadikan utusan Allah yang bertugas menjaga umat manusia.
8. Makhluk Roh
Berbeda
dengan manusia yang terdiri dari darah dan daging, malaekat adalah makhluk roh
(Ibrani 1:14; Mazmur 104:4). Sekalipun malaikat disebut sebagai makhluk roh, ia
sering menampakkan diri dalam rupa manusia seperti kepada Zakharia (Lukas
1:11-20); kepada Maria (Lukas 1:26-38); kepada Filipus, Kisah 8:26); kepada
Kornelius (Kisah 10:3dst), dan kepada Paulus (Kisah 27:22-23). Sebagai makhluk
Roh, sekalipun ditulis dalam bentuk laki-laki, malaikat disebut tidak
bergender, tidak kawin maupun dikawinkan (Markus 12:25).
9. Memiliki Kuasa
Sebagai makhluk
diatas manusia, malaikat memiliki kuasa dan kekuatan yang lebih besar dari
manusia (2 Petrus 2:11) sebagai pahlawan perkasa (Mazmur 103:20). Malaikat
TUHAN bersama malaikat lain datang kepada Abraham untuk menghukum Sodom dan
Gomora (Kejadian 18:19), demikian juga pada akhir zaman malaikat akan menangkap
naga, si ular tua (Wahyu 20:1-2). Malaikat juga akan datang bersama Yesus dalam
kuasa dalam api yang menyala-nyala (2 Tesalonika 1:7).
10. Ada Hierarki Malaikat
Ada
bermacam-macam malaikat, ada MAL'AKH YHVH yang mencerminkan kehadiran Allah
sendiri (teofani, lihat bahasan IV di bawah), Kerubim dan Serafim yang lebih
merupakan gambaran antropomorfis mahluk penjaga tahta Allah dan tabut
perjanjian, juga Mikhael sebagai penghulu malaikat (Yudas 9; 1 Tesalonika
4:16). Ada juga Gabriel sebagai pembawa firman Allah, dan beribu-ribu malaikat
lainnya sebagai balatentara Allah (1 Petrus 3:22; Kolose 1:16). Kenyataan bahwa
hanya ada satu penghulu malaikat menunjukkan bahwa pengajaran Alkitab mengenai
malaikat tidak diambil dari mitologi Babel karena di Babel dipercayai ada 7
penghulu malaikat.
PENGGOLONGAN MALAIKAT
Secara umum
berdasarkan kebenaran Alkitab, nampaknya malaikat-malaikat Allah terbagi dalam
susunan yang rapih dan efektif sesuai dengan keberadaan masing-masing.
Penggolongan ini bukan berdasarkan pangkat atau kedudukan, karena Alkitab
sendiri tidak menyatakan secara gamblang mengenai hierarki atau susunan
kepangkatan dalam dunia malaikat.Penggolongan ini didasarkan pada jenis dan
fungsi malaikat-malaikat Allah sebagaimana yang dinyatakan dalam Alkitab.
1. Serafim
Dalam bahasa
asli Alkitab, Ibrani ditulis “saraph”, artinya adalah “yang terbakar”.
Serafim/Seraphims (inggris) adalah makhluk sorgawi yang ditulis paling jelas
dalam kitab Yesaya pasal 6. Serafim digambarkan sebagai mahluk bersayap enam
yang selalu berada di sisi TUHAN, sambil senantiasa memuji-Nya terus menerus.
Serafim tidak banyak ditulis dalam Alkitab, kecuali di dalam kitab Yesaya pasal
6.
Kenyataan
bahwa mereka selalu berada di sisi TUHAN, menunjukkan bahwa mereka adalah
golongan malaikat yang bertugas memuji TUHAN di tahta-Nya (Yesaya 6:2-3).
Serafim senantiasa berada di hadapan hadirat TUHAN, dan tampaknya tidak pernah
diutus ke dunia.
2. Kerub/Kerubim – cherub/cherubim
(plural)
Kata
“Cherub” berasal dari bahasa Assyrian, yang berarti “dekat”, yang berarti juga
“pengawal pribadi”. Kerub/Kerubim disebut dalam Kejadian 3:24; 2 Samuel 6:2; 2
Raja-Raja 19:15; Mazmur 18:11; 80:2; 99:1; Yehezkiel 10:1-22; Yehezkiel
28:14-16.
Berdasarkan
fakta dari ayat-ayat tersebut, Kerub memiliki empat muka dan empat sayap. Muka
yang pertama ialah muka Kerub, yang kedua ialah muka manusia, yang ketiga
adalah muka singa dan keempat adalah muka rajawali (Yehezkiel 10:14). Kerub
bertugas sebagai penjaga pintu masuk Taman Eden (Kejadian 3:24), menopang tahta
Allah (2 Samuel 6:2; 22:11; Mzm 18:11; 80:2; 99:1) dan menjaga tahta Allah
(Yehezkiel 28:14-16).
Kerub paling
sering disebut dalam Perjanjian Lama sebagai figur yang terdapat dalam tutup
Tabut Perjanjian (Ark of Covenant). Dua Kerub diukir di atas tutup Tabut
Perjanjian yang ditempatkan di dalam Kemah Suci dan Bait Suci (Keluaran 25:19;
1 Raja-Raja 6:23-28).
Kerub juga
disulam dalam kain yang menutupi Kemah Suci/Tabernakel (Keluaran 26:1,31),
serta diukir pada gerbang-gerbang Bait Allah (1 Raja-Raja 6:32,35).
3. Penghulu Malaikat
Mikhael
Istilah
“penghulu malaikat” muncul hanya dua kali di dalam Alkitab, yaitu dalam 1
Tesalonika 4:16 dan Yudas 1:9, keduanya dalam Perjanjian Baru. Istilah
“penghulu malaikat” dalam alkitab versi bahasa Inggris ditulis sebagai “archangel”.
Dalam teks asli Alkitab Perjanjian Baru, yang berbahasa Yunani, kata yang
digunakan adalah “archaggelos”, yang bermakna “chief of the angels” atau
pemimpin para malaikat. Yudas 1:9 menyebut Mikhael sebagai sang penghulu
malaikat. Nama Mikhael sendiri di dalam bahasa Ibrani berarti “who is like God”
atau “Siapakah yang sama dengan Allah?”.
Di dalam
Perjanjian Lama, Mikhael diidentifikasikan dengan Israel sebagai suatu bangsa
“Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi
anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang
belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada
waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya
tertulis dalam Kitab itu” (Daniel 12:1), dan di dalam Daniel 10:13 di tuliskan
bahwa Mikhael merupakan pemimpin terkemuka.
Di dalam
Perjanjian Baru, Mikhael disebutkan akan memimpin perang di Sorga untuk
mengusir iblis dan malaikat-malaikatnya. Alkitab mencatat, “Maka timbullah
peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga
itu, dan naga itu dibantu oleh
malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat
tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau
Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke
bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.” (Wahyu 12:7-9).
Mikhael juga
yang akan meniup sangkakala sebagai pertanda kedatangan Tuhan Yesus kedua kali.
Alkitab menulis, “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu
malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun
dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.”(1
Tesalonika 4:16)
Gabriel
Nampaknya
malaikat Gabriel termasuk salah satu dari malaikat utama Allah. Gabriel dalam
bahasa Ibrani berarti “Man of God”, “Warrior of God” atau ”hamba Allah”, “pejuang Allah”. Injil Lukas 1:19 menulis
perkataan Gabriel sebagai yang “melayani Allah”.
Sementara
Mikhael lebih berperan sebagai “pemimpin perang” (Daniel 10:13; Wahyu 12:7),
Gabriel fokusnya sebagai “utusan” (messenger) atau “pesuruh Allah” yang membawa
berita dari Allah kepada manusia. Ia diutus kepada Daniel (Daniel 8:16; 9:21),
Zakharia untuk menyampaikan nubuat kelahiran Yohanes pembaptis (Lukas 1:8-24)
dan Maria untuk menyampaikan berita tentang inkarnasi Firman Allah menjadi
manusia Yesus (Lukas 1:26-37; Yohanes 1:1-18).
4.
Malaikat Jurang maut
Dan raja
yang memerintah mereka ialah malaikat jurang maut; namanya dalam bahasa Ibrani
ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah Apolion. (Wahyu 9:11)
5. Para malaikat
Para
malaikat menunjuk kepada malaikat-malaikat ciptaan Allah lainnya yang berjumlah
sangat banyak. Alkitab tidak menyebut nama malaikat secara spesifik, kecuali
Mikhael dan Gabriel. Selebihnya dikatakan sebagai para malaikat atau bala
tentara sorga (Matius 4:11; 13:41; Lukas 2:13; Kisah Para Rasul 12:7; 27:23;
Ibrani 12:22; Wahyu 5:11; 7:11).
Para
malaikat tampaknya terorganisasi dengan sangat rapih sesuai dengan tugas dan
wewenang masing-masing. Ada yang diutus TUHAN untuk menyelamatkan Petrus dari
penjara (Kisah Para Rasul 12:7-10), ada juga yang diutus untuk memberi kekuatan
psikologis kepada Paulus (Kisah Para Rasul 27:23-25), memberi keyakinan kepada
Yusuf (Matius 1:20), menampakkan diri kepada Maria Magdalena (Yohanes 20:11-13)
dsb.
JUMLAH MALAIKAT
Alkitab
mencatat bahwa jumlah malaikat ada banyak sekali bahkan berlaksa-laksa dan
disebut balatentara surga (Ibrani 12:22; band. 2 Raja 6:17 dimana terlihat
banyak kuda dan kereta berapi; Matius 26:53 disebutkan lebih dari 12 pasukan
malaikat; Ayub 25:3 disebut tak terhitung; Wahyu 5:11 disebut jumlahnya
berlaksa-laksa dan beribu laksa).
KEGIATAN MALAIKAT
Malaikat
senantiasa memuji dan memuliakan Allah (Ayub 38:7; Mazmur 103:20; 148:2; Yesaya
6:1-3; Wahyu 5:11-12; 7:11; 8:1-4). Mereka memuji Allah di hadapan hadirat-Nya
yang mulia di Sorga. Sekalipun kegiatan itu pada umumnya terjadi di Sorga,
setidaknya dalam satu peristiwa, mereka melakukannya di Bumi, yaitu pada saat
kelahiran Yesus.
Alkitab
menulis, “Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah
besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di
tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang
berkenan kepada-Nya.” Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan
kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain:
“Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti
yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” (Lukas 2:13-15).
Para
malaikat merasa perlu menunjukkan diri di hadapan para gembala dan memuji Allah
di depan mereka, sebab hari itu adalah hari bersejarah bagi manusia, yaitu saat
Firman Allah berinkarnasi menjadi manusia Yesus untuk menyelamatkan manusia
dari dosa dan kematian (Yohanes 3:16).
2. Malaikat melayani orang percaya
Sifat utama
dari penciptaan malaikat diungkapkan dalam Alkitab bahwa “Bukankah mereka semua
adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus
memperoleh keselamatan?” (Ibrani 1:14). Kebenaran ini mengandung makna bahwa
malaikat terlibat dalam hubungan antara Tuhan dengan manusia yang
mengasihi-Nya. Tugas mereka terutama berkaitan dengan peranan mereka dalam misi
Kristus untuk menyelamatkan manusia.
Malaikat
dalam iman Kristen bertugas untuk melayani dan juga menjaga orang-orang yang
mengasihi Tuhan. Mereka disebutkan berkemah di sekeliling orang-orang yang
mengasihi Tuhan dan melindunginya (Mazmur 34:8; Matius 18:10). Pengalaman
penulis sendiri yang beberapa kali terluput dari kecelakaan, seolah menyadarkan
bahwa Allah telah mengutus malaikat-Nya untuk meluputkan. Berkaitan dengan
perannya yang melayani dan melindungi orang percaya, berikut beberapa peristiwa
yang dicatat Alkitab:
Mereka
bersukacita apabila satu orang berdosa bertobat (Lukas 15:10)
Membebaskan
orang percaya dari ancaman bahaya (Kisah Para Rasul 5:18-20; 12:6-11)
Membawa
berkat kesembuhan atas manusia (Yohanes 5:4)
Mengantarkan
jawaban atas doa (Daniel 10:12-14)
Kadang-kadang
membantu penafsiran mimpi dan penglihatan yang bersifat nubuat (Daniel 10:14)
Memberikan
kekuatan kepada umat Allah (1 Raja-Raja 19:4-8)
Melindungi
orang kudus yang takut akan Allah (Daniel 3:28; 6:23)
Berperang
melawan kuasa setan-setan (Daniel 10:13; Wahyu 12:7)
Membawa roh
orang percaya yang meninggal dunia ke Firdaus (Lukas 16:22)
Mengarahkan
orang percaya dalam bersaksi (Kisah Para Rasul 8:26-40)
Malaikat Pelindung
Orang Israel
maupun jemaat Kristen mula-mula mempunyai konsep bahwa setiap orang memiliki
satu malaikat khusus yang ditugaskan untuk menjaga dan menemaninya selama
hidup. Ada dua ayat Alkitab yang sering dikutip untuk memperkuat pandangan ini.
Setelah memanggil seorang anak dan menempatkannya di tengah-tengah para murid,
Yesus mengatakan, “Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak
kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di Sorga yang
selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di Sorga” (Matius 18:10).
Kisah Para
Rasul 12:15 menceritakan ketika Petrus telah sampai di pintu gerbang dan
seorang hamba perempuan bernama Rode memberitahukan hal itu kepada orang-orang
lainnya, mereka berkata, “Itu malaikatnya”. Kedua ayat tadi menunjukkan adanya
paham di kalangan orang Kristen mula-mula bahwa setiap orang mempunyai malaikat
pelindung.
Sekalipun
demikian, perlu dipahami bahwa ada bagian lain dari Alkitab yang mengatakan
bahwa orang percaya tidak hanya dilindungi oleh satu, namun oleh banyak
malaikat, seperti yang dialami oleh nabi Elisa (2 Raja-Raja 6:17).
Malaikat menyampaikan dan menyatakan
amanat Allah kepada manusia.
Tindakan ini
sesuai dengan makna dari istilah malaikat, yaitu sebagai “utusan”. Mereka
membawa berita dari Allah kepada manusia, misalnya kepada Zakharia (Lukas
1:13-20), kepada Maria(Lukas 1:26-38), kepada Kornelius (Kisah Para Rasul
10:3-7), kepada rasul Paulus (Kisah Para Rasul 27:23-24).
Malaikat melaksanakan hukuman Allah
Para
malaikat menjadi eksekutor hukuman Allah atas Sodom dan Gomora (Kejadian 19:13),
malaikat membinasakan tentara raja Asyur yang memerangi umat Israel (2 Tawarikh
32:21), malaikatlah yang membinasakan Herodes (Kisah Para Rasul 12:23). Kitab
Wahyu penuh dengan nubuat mengenai penghukuman yang akan dilaksanakan oleh para
malaikat (Wahyu 8:6-9; 16:1-17; 19:11-14)
Malaikat terlibat dalam Kedatangan
Yesus kedua
Para
malaikat akan mendampingi Tuhan Yesus pada saat kedatangan-Nya yang kedua
nanti. Alkitab menulis demikian, “Apabila Anak Manusia datang dalam
kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan
bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.” (Matius 25:31).
Merekalah
yang akan memisahkan gandum dari lalang – gambaran pemisahan orang Benar dari
orang fasik – (Matius 13:39-42). Tuhan Yesus akan menyuruh para malaikat untuk
memanggil orang-orang pilihan-Nya dari seluruh penjuru dunia dengan tiupan
sangkakala (Matius 24:31; bandingkan dengan 1 Tesalonika 4:16-17).
Peraturan Komentar
- No Perdebatan
- No SARA
- No SPAM
- No Active Link
- No OOT (silahkan bertanya bila sesuai dengan topik pada artikel)
- Jika berpendapat, berkata dan berkomentar dengan kurang sopan maka secara otomatis akan dihapus
*Artikel diatas diambil dari berbagai sumber dan sengaja tidak mencantumkan sumber karena banyak artikel serupa dari berbagai sumber tersebut, selain itu mohon maaf tidak bisa mencantumkan juga penyedia link download dari film maupun sub credit jadi harap maklum*