BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Demonologi itu berasal dari bahasa latin, Daemon dan Logos.
Daemon itu artinya roh jahat dan Logos berarti ilmu, berarti demonologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang roh-roh jahat atau iblis. Anda pasti berpikir
kalau ilmu ini sulit untuk dibahas maupun dimengerti, sebenarnya tidak juga.
Karena yang kuliah di ilmu Teologi saja pasti wajib mengambil mata kuliah ini.
Tapi jika anda berpikir kalau ilmu ini membahas suatu bualan
belaka, itu terserah menurut penilaian Anda. Karena cabang ilmu yang terlalu
luas, maka akan kita amati para pelaku praktek Okultisme di Eropa maupun
Amerika sebelum dijamah oleh para penginjil maupun jaman dimana sesudahnya.Dari
Raja Sampai Kisah Seorang Pemuda
Ada beberapa atau malah banyak sekali tokoh besar yang
memberikan sumbangsih penting mereka dalam bidang ini. Beberapa tokoh sudah
dikenal banyak orang dengan status pekerjaan yang lumayan terpandang, adapula
yang malahan anonim, pun ada juga dari golongan sastrawan. Mereka menulis
umumnya bukan asal njeplak atau menghayal, tapi kebanyakan berdasarkan
pengalaman pribadi.
Tokoh terbesar dalam naskah demonologi atau Okultisme di
dunia barat adalah seorang Raja besar yang diamini oleh tiga golongan agama
besar: Kristen, Muslim, dan Yahudi. Petunjuk berikutnya ia adalah salah satu
dari Raja Besar Daud, ya orang itu adalah Salomo atau dengan nama arab
Sulaiman. Ia adalah putra kesekian dari banyak istri Daud (biasanya kalau pada
jaman itu, poligami yang dilakukan oleh kaum bangsawan sangat diperbolehkan).
Setelah raja besar Daud mangkat, maka tugas itu pun dijatuhkan pada Salomo.
Raja muda ini memiliki ambisi besar, ia membangun kuil untuk Tuhan dengan
ukuran yang sangat besar dan luas.
Setelah proyek itu selesai, diadakanlah upacara besar-besaran,
dengan kurban bakaran dan kurban sembelihan mencapai ribuan ekor sapi dan
kambing, dan sang rajalah yang memimpin upacara tersebut. Namun, seperti
terbius ia malah bermimpi mendengar suara dari langit yang berkata: “Kamu sudah
menyenangkan hati-Ku, apapun permintaanmu akan Kukabulkan”, janji suara itu.
Salomo yang serba kecukupan itu tidak meminta apapun, kecuali
kebijaksanaan, dan dia diberi karunia itu oleh Pemilik Suara (Bisa dilihat
dalam Perjanjian Lama kitab Nubuat Salomo mengenai kisah Salomo yang
mendamaikan dua janda yang berebut 1 bayi) tapi, ternyata ia diberi bonus
lebih, ia diberi wewenang untuk memerintah roh jahat, berbicara dengan hewan,
dan mengatur alam.
Bahkan konon ia menuliskan semua hal tentang 72 Raja Iblis
besar, dan kini buku itulah yang dianut oleh banyak okultis Eropa. Nama buku
itu “Lemegeton Clavicula Salomonis”. Buku yang menjadi panutan para penyihir
Barat itu berisi bagaimana cara memanggil beragam makhluk tak kasat mata ini.
Bahkan sang Rajapun dijuluki sebagai penyihir terbesar sepanjang masa.
Berbeda dengan Salomo, berbeda juga dengan seorang pemuda
bernama Tobias. Kisah yang ditulis dalam kitab Tobias dalam perjanjian baru ini
mengisahkan seorang pemuda baik-baik, rajin berdoa dan alim bernama Tobias.
Namun ternyata ia memiliki seorang ayah yang buta dan ibunya tidak diketahui
ada dimana, dan ia tidak pernah mengeluh masalah ini.
Selayaknya seorang pemuda, pada suatu waktu iapun akhirnya
kasmaran dengan seorang janda bernama Sarah putri dari Raguel. Namun bukan karena
ditolak atau ada hal-hal lain yang membuat Tobias agak khawatir, Masalahya
yaitu, Sarah telah menikah sebanyak tujuh kali dan semua suaminya meninggal
mendadak saat malam pertama! Tobias pun sempat bergidik juga...
Kemudian muncullah sosok pemuda yang mengaku sebagai utusan
Tuhan, dia bernama Raphael. Ia menawarkan bantuan pada Tobias untuk mematahkan
kutukan anti-suami yang dimiliki Sarah. Bahkan sahabat anehdidunia.com ia
menunjukkan kesaktiannya dengan menyembuhkan kebutaan sang ayah sehingga muncullah
kepercayaan Tobias padanya. Setelah semuanya siap, mereka berdua berangkat
hendak meminang Sarah.
Seakan tidak pernah jauh dari halangan dan rintangan,
ditengah jalan dikatakan jika mereka berdua diserang oleh seekor ikan raksasa!
(Tidak diketahui apakah itu hiu atau paus) Namun Tobias berhasil mengalahkannya
dan Raphael menyarankan untuk mengambil limpa hewan besar itu.
kemudian Raphael mengatakan kejadian yang sebenarnya, yaitu
makhluk tersebut adalah seorang hantu yang bernama Asmoday (namun dalam buku
Salomo ia dikatakan sebagai seorang Raja Neraka) yang juga menyukai Sarah,
sehingga dia tidak rela ada manusia lain yang menikahi gadis itu. Dialah yang
menjadi biang keladi kutukan itu. Tobias yang sempat bergidik disuruh Raphael
untuk percaya pada Tuhan. Raphael juga menyarankan saat upacara pernikahan
nanti, supaya limpa itu dibakar di atas arang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Demonologi
Demonologi
berasal dari kata Yunani kuno ‘δαίμων’ (daimōn) dan logoς (logos) yang berarti
‘perkataan atau kata-kata’. Daimon artinya ‘roh’ atau ‘kekuatan yang hebat’
atau ‘roh supranatural – yang bersifat jahat’. Pengertian dari kata ini
sesungguhnya cukup banyak, tapi umumnya kata ini diartikan sebagai ‘roh yang
meninggali suatu tempat’ atau ‘roh jahat – iblis’. Jadi, Demonologi adalah
‘pembicaraan mengenai roh-roh jahat/iblis’.
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, iblis memiliki pengertian ‘makhluk halus yang selalu
berupaya menyesatkan manusia dari petunjuk Tuhan’. Jadi, iblis atau setan adalah
pribadi jahat yang ada dalam suatu bentuk roh yang selalu berupaya untuk
membuat manusia berjalan pada jalan yang salah, fasik, dan jahat di mata Tuhan.
Kita akan mencoba mengenali si jahat ini lebih jauh lagi agar kita bisa
senantiasa waspada pada siasat jahatnya yang akan selalu membuat kita jauh dari
Tuhan.
Demonologi
penting bagi kita untuk mengenalinya, sebab kita dapat lebih berhati-hati lagi
menghadapi si musuh jika kita tahu mengenai pribadi, kebiasaan, dan
pekerjaannya. Namun karena fokus makalah ini lebih ke Angelologi, maka kita
tidak akan membahas Demonologi terlalu dalam. Untuk itu, mari kita masuk ke
pembahasan selanjutnya, yaitu mengenai kejatuhan para malaikat surgawi.
Merekalah bentuk asli iblis ketika mereka diciptakan. Ya, iblis dahulu memang
adalah malaikat Tuhan.
b. Kajian Demonologi Dalam Pandangan Agama
Dalam Kajian Alkitab dalam agama Kristen dijumpai demonologi
yang sudah berlangsung sejak tradisi bangsa Yahudi kuno pada waktu dijajah oleh
Persia. Kemudiam dalam sastra para nabi Yahudi terdeteksi dari tahun 150 SM.
Dalam tradisi Perjanjian Lama, mula-mula setan dipandang sebagai berhala.
Kemudian dalam Sastra apokaliptik setan dipahami sebagai malaikat-malaikat yang
jatuh dalam ketidak patuhan terhadap Tuhan. Lalu setan-setan yang dikepalai
iblis itu membujuk manusia untuk menyembah berhala, percaya takhayul dan
melakukan perang. Mereka menyiksa manusia juga dalam bentuk penyakit. Sedangkan
dalam sastra penciptaan, setan dipandang sebagai musuh Allah yang senantiasa
menggoda dalam pikiran dan badan manusia, bukan lagi dalam penguasaan dan dosa.
Pengusiran setan dari kehidupan manusia dipandang sebagai kemenangan atas iblis
atau tanda-tanda pembebasan manusia atas yang jahat. Yesus pernah melakukan
pengusiran Roh jahat (iblis) dari orang-orang yang dijumpainya. Namun dalam
Lukas 9:40, para murid Yesus gagal melakukannya.
c. Pandangan Demonologi Dalam Psikologi
Selama rentang sejarah budaya barat, konsep perilaku abnormal
telah dibentuk dalam beberapa hal oleh pandangan dunia (worldview) yang berlaku
pada saat itu. Juga sepanjang sejarah, keyakinan akan kekuatan supranatural,
setan, dan roh jahat telah sangat mendominasi. Perilaku abnormal seringkali
dianggap sebagai tanda kerasukan (possession). Pada masa kini yang lebih
modern, pandangan dunia secara umumnya meski tak berarti universal, telah
berganti pada keyakinan terhadap ilmu dan nalar (reason). Dalam budaya
psikologi, perilaku abnormal telah dipandang sebagai produk dari faktor fisik
dan psikososial, bukan akibat dari kerasukan setan.
Perkembangan model medis yang modern, yaitu pandangan bahwa
perilaku abnormal merupakan hasil dari proses biologis yang melatar
belakanginya. Hipocrates telah mulai mengklasifikasikan pola-pola perilaku
abnormal, dengan menggunakan tiga kelas utama yang memiliki sejumlah
kesamaan, dimana melankolia untuk
menandai depresi yang berlebihan, manaik untuk mengacu pada kegembiraan yang
berlebihan, dan ferenitis utuk menandai bentuk perilaku aneh yang mungkin pada
saat ini mencirikan skizofrenia ( gila ), Hipocrates (460-377 SM).
d. Perkembangan
Demonologi Dari Zaman Kegelapan Hingga Sekarang
1. Rumah sakit jiwa pertama
Bangunan rumah sakit jiwa yang pertama didirikan di Baghdad
pada tahun 705, dan rumah sakit jiwa gila dibangun di Fes pada abad ke-8 awal,
Kairo pada tahun 800 dan di Damaskus dan Aleppo di 1270. pasien yang dirawat diterapi dengan cara dimandikan,
diberikan obat-obatan, serta terapi musik dan kegiatan yang mendukung
kesembuhannya. Pada abad yang akan datang, Dunia Muslim akhirnya akan berfungsi
sebagai stasiun cara penting pengetahuan untuk Renaissance Eropa, melalui
terjemahan Latin dari banyak teks-teks Islam ilmiah. (Avicenna) Ibn-Sina Canon
of Medicine menjadi standar ilmu kedokteran di Eropa selama berabad-abad, bersama
dengan karya-karya Hippocrates dan Galen.
2. Zaman Pertengahan atau zaman kegelapan
Keyakinan terhadap penyebab supranatural, terutama doktrin
tentang penguasaan oleh roh jahat, meningkat pengaruhnya ,dan akhirnya
mendominasi pemikiran pada zaman pertengahan. Doktrin tentang penguasaan oleh
roh jahat meyakini bahwa perilaku abnormal merupakan suatu tanda kerasukan oleh
roh jahat atau iblis. Keyakinan ini dibubuhkan kedalam ajaran gereja katolik
Roma, yang menjadi kekuatan pemersatu di Eropa Barat, setelah runtuhnya
kekaisaran Roma tentunya. Sebagai pilihan dalam menanganani perilaku abnormal
adalah dengan pengusiran roh jahat (exorcism). Para pengusir roh jahat
dipekerjakan untuk meyakinkan roh jahat bahwa tubuh korban yang mereka tuju
pada dasarnya tidak dapat dihuni. Metode-metodenya meliputi berdoa,
mengayun-ayunkan tanda salib kehadapan korban, memukul dan mencambuk, bahkan
membuat korban menjadi lapar. Apabila korban masih menunjukkan perilaku yang
tidak sepatutnya, terdapat pengobatan yang bahkan lebih kuat, seperti
penyiksaan, dengan peralatan untuk menyiksa. Tampak jelas bahwa penerima
“pengobatan” tersebut akan termotivasi untuk menyesuaikan perilaku mereka
sebaik mungkin sesuai dengan harapan sosial.
3. Ilmu Sihir
Pada akhir abad ke-15 sampai akhir abad ke-17, yang merupakan
masa dimana terjadi penganiayaan-penganiayaan terhadap orang-orang yang dituduh
memiliki ilmu sihir. Lalu muncul tes-tes
diagnostik yang kreatif untuk mendeteksi penguasaan oleh roh jahat dan ilmu
sihir. Dalam kasus tes terapung di air, orang yang tidak bersalah
ditenggelamkan sebagaai cara untuk meyakinkan bahwa mereka tidak dirasuki oleh
iblis. Tes terapung di air didasarkan pada prinsip bahwa logam murni tetap
berada didasar selama peleburan, sedangkan yang tiruan muncul kepermukaan.
Tertuduh yang dapat mempertahankan kepala mereka di atas permukaan air dianggap
bersekutu dengan iblis. Oleh karenanya mereka benar-benar berada dalam
kesulitan. Percobaan ini merupakan sumber
frase yang berbunyi “terkutuklah jika engkau melakukan dan terkutuklah
jika tidak” (damn if you do and damn if you don’t). Akademisi modern pernah
meyakini bahwa orang-orang yang disebut sebagai penyihir pada abad pertengahan
dan zaman renaisensse sebenarnya merupakan orang-orang yang mengalami gangguan
secara mental. Mereka diyakini dianiaya karena perilaku abnormal mereka
dianggap sebagai bukti bahwa mereka bersekutu dengan iblis. Adalah benar bahwa
banyak dari penyihir yang diduga mengaku telah melakukan perilaku yang tidak
mungkin, seperti terbang atau melakukan hubungan seksual dengan iblis. Dilain
sisi, pengakuan semacam itu mungkin mengacu pada gangguan dalam pikiran dan
persepsi yang konsisten dengan diagnosis modern tentang gangguan psikologis,
seperti skizofrenia.
Meskipun setan diyakini memainkan peranan baik dalam perilaku
abnormal, maupun ilmu sihir, tapi terdapat perbedaan antara keduanya. Korban
dari kerasukan oleh roh jahat kemungkinan dipersepsikan dirundung hal itu
sebagai balasan atas pelanggaran yang telah dilakukan, tapi beberapa orang yang
menunjukkan perilaku abnormal dianggap merupakan korban yang tidak berdosa dari
penguasaan setan tersebut. Namun, penyihir diyakini secara sukarela memasuki
persekutuan dengan iblis dan meninggalkan Tuhan. Penyihir biasanya dipandang
lebih pantas untuk mengalami penyiksaan, dan eksekusi hukuman mat
4. Abad
ke-15 dan awal ke-16
Pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, rumah sakit jiwa ,
atau penampungan untuk orang schizophrenia, mulai menjamur di seluruh Eropa.
Banyak yang sebelumnya merupakan leprosariun (tempat perawatan untuk penderita
lepra), yang tidak lagi dibutuhkan karena berkurangnya penyakit lepra pada
akhir abad pertengahan. Rumah sakit jiwa acapkali memberikan perlindungan bagi
para pengemis sebagaimana orang yang mengalami gangguan, dan kondisi di tempat
itu biasanya mengerikan. Para penghuninya sering kali dirantai di tepi tempat
tidur mereka dan dibiarkan terbaring di tengah kotoran mereka atau berkeluyuran
tanpa ada yang membantunya.
e. Gerakan Reformasi dan Terapi Mental
Sejak tahun 1784 hingga 1802, Pusin, seorang awam,
ditempatkan sebagai penguasa suatu bangsal untuk orang-orang yang dianggap gila
tidak tersembuhkan pada La Bicêtre, sebuah rumah sakit mental besar di kota
Paris. Orang-orang yang tidak beruntung tersebut telah dianggap terlalu
berbahaya dan tidak dapat diramalkan perilakunya jika dibiarkan tidak dirantai.
Namun, Pusin meyakini apabila mereka dirawat dengan kebaikan hati, maka mereka
tidak perlu dirantai. Sebagaimana yang diperkirakannya, kebanyakan dari mereka
yang dikurung menjadi lebih mudah ditangani dan tenang saat rantai mereka
dilepaskan. Mereka dapat berjalan di halaman rumah saki dan menghirup udara
segar. Pinel (1746-1826) melanjutkan penanganan manusiawi yang telah dimulai
oleh Pussin. Ia menghentikan prektek-prektek yang kasar, seperti melukai dan
mensucikan penderita, dan memindahkan pasien dari kamar bawah tanah yang gelap
kekamar yang memiliki ventilasi yang baik dan terkena sinar matahari. Pinel
juga menghabiskan waktu berjam-jam untuk berbicara dengan para penghuni, dengan
keyakinan bahwa dengan memberikan pengertian dan kepedulian akan membantu
penyembuhan mereka untuk kembali berfungsi secara normal. Filosofis penanganan
yang muncul dari upaya ini disebut terapi moral. Terapi ini didasarkan pada
keyakinan bahwa memberikan penanganan yang manusiawi dalam lingkungan yang
santai dan layak dapat mengembalikan fungsi individu menjadi normal kembali.
f. Suatu
Langkah Mundur Akhir Abad Ke-19 dan Pertengahan Abad Ke-20
Pada paruh terakhir abad ke-19, keyakinan bahwa perilaku
abnormal dapat berhasil ditangani atau disembuhkan dengan terapi moral menjadi
kurang disukai ( USDHHS, 1999 ). Rumah sakit mental menjadi tempat yang
menakutkan. Kondisi rumah sakit yang menyedihkan tetap menjadi hal yang umum
hingga pertengahan abad ke-20. Walaupun sejumlah rumah sakit negara yang bagus
menyediakan perawatan yang layak dan manusiawi, banyak yang digambarkan tidak
lebih sebagai sarang macan bagi manusia. Para penghuni sering dijejalkan di
dalam bangsal yang bahkan tidak memiliki sanitasi yang baik. Banyak pasien
menerima sedikit perawatan profesional dan diperlakukan tidak manusiawi oleh
staf-staf yang kurang terlatih dan kurang mendapatkan pengawasan.
g. Tokoh-Tokoh
Demonologi Dan Teori-Teorinya
Hippocrates (460-377 SM), dipengaruhi oleh teori humoral,
mengusulkan tiga serangkai gangguan mental disebut melankoli, mania dan
phrenitis (gangguan mental seperti rasa takut disertai dengan demam). Dia juga
berbicara tentang gangguan lainnya seperti fobia. Dia percaya penyakit yang
merupakan produk dari faktor lingkungan, diet dan kebiasaan hidup, bukan
hukuman yang dijatuhkan oleh para dewa. Namun, ia juga keberatan dengan
spekulasi tentang etiologi kegilaan (misalnya bahwa itu tersimpan di dalam hati
dan diafragma atau "phren") dan diamati lebih dekat (pengamatan
perilaku).
Plato (427-347 SM) berpendapat bahwa ada dua jenis penyakit
mental:. "diilhami ilahi" penyakit mental yang memberi orang kekuatan
kenabian, dan tipe kedua yang disebabkan oleh penyakit fisik.
Aristoteles (384-322 SM), yang belajar di bawah Plato,
meninggalkan ilahi teori menyebabkan penyakit mental, dan mengusulkan sebagai
gantinya bahwa semua penyakit mental disebabkan oleh masalah fisik.
Dalam Yunani kuno dan Roma, kegilaan stereotip dikaitkan
dengan tanpa tujuan mengembara dan kekerasan. Namun, Socrates dianggap aspek
positif termasuk bernubuat (sebuah 'seni manik'); inisiasi mistis dan ritual,
inspirasi puitis, dan kegilaan pecinta. Sekarang sering dianggap sebagai
lambang pemikiran yang sangat rasional dan sebagai pendiri filsafat, Socrates
bebas mengaku mengalami apa yang sekarang disebut "halusinasi
perintah" (kemudian disebut 'daemon' nya).Pythagoras juga mendengar suara.
Melalui kontak panjang dengan kebudayaan Yunani, dan
penaklukan akhirnya mereka Yunani, Roma banyak diserap Yunani (dan lainnya)
ide-ide tentang obat.
Al-Tabari menulis tentang perlunya konseling bijaksana,
pandai dan mendapatkan kepercayaan. Al-Razi (Rhazes) menyarankan manfaat dari
komentar penuh harapan dan guncangan emosional tiba-tiba, dan ditujukan masalah
psikologis, moral dan agama roh.Al-Farabi (Alpharabius) menulis tentang efek
terapi musik di jiwa.
Al-Ghazali berpendapat bahwa penyakit rohani yang berbahaya
dan hasil dari ketidaktahuan dan penyimpangan dari Allah. Ibnu Sina (Avicenna)
mengambil pendekatan fisiologis dan psikologis gabungan, menyikapi kondisi
seperti halusinasi, insomnia, vertigo melankoli, dan mania. Dia berspekulasi
pengaruh tentang fisiologis di otak dan gangguan mental, serta tentang intervensi
psikologis.
Al-Majusi (Haly Abbas) dijelaskan penyakit dalam hal otak,
termasuk penyakit tidur, kehilangan memori, hipokondria dan penyakit cinta.
Arnaldus de Villanova (1235-1313) gabungan "roh
jahat" dan Galen berorientasi "empat humor" teori dan dipromosikan
trepanning sebagai obat untuk membiarkan setan dan kelebihan melarikan diri
humor. obat tubuh lain dalam penggunaan umum meliputi pembersihan, mengeluarkan
darah dan mencambuk. Madness sering dipandang sebagai masalah moral, baik
hukuman atas dosa atau tes iman dan karakter. Teologi Kristen mendukung
berbagai terapi, termasuk puasa dan doa bagi mereka terasing dari Allah dan
eksorsisme tersebut dimiliki oleh Iblis . Jadi, meskipun gangguan mental sering
dianggap karena dosa, menyebabkan lebih duniawi lainnya juga dieksplorasi,
termasuk melewati batas diet dan alkohol, kerja paksa, dan kesedihan biarawan
Fransiskan Bartholomeus Anglicus (ca. 1203-1272). menggambarkan suatu kondisi
yang menyerupai depresi di ensiklopedia nya, De Rerum Proprietatibis, dan ia
menyarankan musik yang akan membantu. Sebuah saluran semi-resmi disebut regis
Praerogativa dibedakan antara "idiot lahir alami" dan
"gila". Istilah terakhir ini diterapkan untuk dengan periode gangguan
mental; yang berasal baik dari mitologi Romawi menggambarkan orang-orang
"gila". Episode mania menari massa dilaporkan dari Abad Pertengahan,
"yang memberikan kepada individu yang terkena semua penampilan gila"
. Ini adalah salah satu jenis delusi massal atau histeria massa / kepanikan
yang telah terjadi di seluruh dunia melalui ribuan tahun
Perawatan orang gila terutama tanggung jawab keluarga. Di
Inggris, jika keluarga tidak mampu atau tidak mau, penilaian telah dilakukan
oleh perwakilan mahkota dalam konsultasi dengan juri lokal dan semua pihak yang
berkepentingan, termasuk subjek dirinya sendiri. Proses itu terbatas pada
mereka yang real estat atau real pribadi, tetapi mencakup miskin serta kaya dan
memperhitungkan masalah psikologis dan sosial. Kebanyakan dari mereka yang
dianggap gila pada saat itu mungkin memiliki lebih banyak dukungan dan
keterlibatan dari masyarakat daripada orang didiagnosis dengan gangguan mental
hari ini Seperti pada era lain, visi yang biasanya ditafsirkan sebagai bermakna
spiritual dan wawasan visioner. Beberapa mungkin telah kausal berkaitan
gangguan mental, tapi karena halusinasi secara kultural didukung mereka mungkin
tidak memiliki koneksi yang sama seperti hari ini.
Vincenzo Chiarugi medis di Italia di bawah kepemimpinan
Pencerahan, inspektur Pussin mantan-pasien dan petugas medis psikologis
cenderung Phillipe Pinel di Perancis revolusioner, kaum Quaker di Inggris, yang
dipimpin oleh pengusaha William Tuke, dan kemudian, di Amerika Serikat,
kampanye Dorothea Dixp, menggunakan pengobatan, yang menerapkan pendekatan yang
lebih manusiawi, psikososial dan personal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demonologi
penting bagi kita untuk mengenalinya, sebab kita dapat lebih berhati-hati lagi
menghadapi si musuh jika kita tahu mengenai pribadi, kebiasaan, dan
pekerjaannya. Serta beberapa teori yang mendukung dalam terjadinya prilaku
demonology terhadap individu, Kesehatan mental atau mental disorder merupakan
betuk gangguan dan kekacauan fungsi mental ( kesehatan mental), yang disebabkan
oleh kegagalan mekanisme adaptasi dari fungsi – fungsi kejiwaan/ mental
terhadap stimuli eksternal dan ketegangan – ketegangan sehingga muncul gangguan
pada struktur kejiwaan. Gangguan Mental Merupakan totalitas kesatuan dari
ekspresi mental yang patologis terhadap stimuli sosial, yang dikombniasikan
dengan faktor – faktor sekunder lainnya.
B. Saran
Adapun saran dari kami untuk teman-teman maupun pembaca
adalah dari berbagai uraian diatas masih terdapat banyak kekurangan karena
keterbatasan referensi dan pengetahuan serta kemampuan kami dalam menguraikan
dan menjabarkan tentang demonologi, sejarah perkembangan rumah sakit jiwa,
teori dan tokoh – tokoh. Untuk itu jika ada kesalahan dari segi bentuk ,aturan
kata ,ataupun salah dalam pembahasan yang kami bahas sekiranya dapat memberikan
kiritik dan saran yang sifatnya membangun
agar kiranya kedepannya makalah ini jauh lebih baik lagi.
Syukurlah rencana berjalan lancar sampai akhirnya Sarah pun
menikah dengan Tobias, namun saat Malam Pertama, sang hantu menampakkan dirinya
dan hendak membunuh Tobias. Pemuda itu dengan sigap mengambil pedupaan yang
dibuatnya dan entah kenapa sang hantu berteriak kesakitan dan ia pun
menghilang.
Ditulis dalam kitab itu juga kalau sang hantu kabur ke mesir,
dan dengan cepat Raphael mengejarnya dan menghukum makhluk itu di sana. Pemuda
Raphael itu pun membongkar identitasnya kalau ia adalah seorang malaikat utusan
Tuhan. Kita juga mengenal nama pemuda itu sebagai seorang Malaikat Agung
bersama dengan Gabriel dan Mikhael.
Peraturan Komentar
- No Perdebatan
- No SARA
- No SPAM
- No Active Link
- No OOT (silahkan bertanya bila sesuai dengan topik pada artikel)
- Jika berpendapat, berkata dan berkomentar dengan kurang sopan maka secara otomatis akan dihapus
*Artikel diatas diambil dari berbagai sumber dan sengaja tidak mencantumkan sumber karena banyak artikel serupa dari berbagai sumber tersebut, selain itu mohon maaf tidak bisa mencantumkan juga penyedia link download dari film maupun sub credit jadi harap maklum*