4/09/2015

Haiku (no) Tomino

Neraka Tomino
Kakak yang memuntahkan darah, adik yang meludahkan api.
Tomino yang lucu meludahkan permata yang berharga.
Tomino meninggal sendirian dan terjatuh ke dalam neraka.
Neraka kegelapan, tanpa dihiasi bunga.
Apakah itu kakak Tomino memegang cambuk?
Jumlah bekas luka berwarna merah sangatlah mengkhawatirkan.
Dicambuk dan dipukul sangatlah mendebarkan,
Jalan menuju neraka yang kekal hanyalah salah satu cara.
Mohon bimbingan ke dalam neraka kegelapan,
Dari domba emas, dan dari burung bulbul.
Berapa banyak yang tersisa dari dalam bungkusan kulit,
Disiapkan untuk perjalanan tak berujung menuju neraka.
Musim semi akan segera datang ke dalam hutan serta lembah,
Tujuh tingkat di dalam gelapnya lembah neraka.
Dalam kandang burung bulbul, dalam gerobak domba,
Di Mata Tomino Yang Lucu Meneteskan airmata .
tangisan burung bulbul, dibalik hujan dan badai
Menyuarakan cintamu untuk adik tersayangmu.
Gema tangisanmu melolong melalui neraka,
serta darah memekarkan bunga merah.
Melalui tujuh gunung dan lembah neraka,
Tomino yang lucu berjalan sendirian.
Untuk menjemputmu ke neraka,
Duri-duri berkilauan dari atas gunung
menancapkan duri ke dalam daging yang segar,
Sebagai tanda untuk Tomino yang lucu.

Tomino adalah cerita legenda masyarakat jepang tentang sebuah puisi kematian yang dapat mencelakai bahkan membunuh siapa pun yang membaca dan mengucapkan puisi ini dengan suara yang keras. Beberapa orang menceritakan bahwa Tomino adalah seorang gadis kecil yang lahir cacat, ia menuliskan sebuah sajak puisi untuk diperlihatkan kepada orang tuanya tapi karena isi puisinya sangat aneh maka orang tua tomino memarahi dan menghukum tomino, lalu menguncinya kedalam gudang sempit dan tak memberinya makan, dalam keadaan kelaparan akhirnya Tomino Meninggal. Berselang Beberapa hari kemudian kedua orangtua Tomino pun akhirnya meninggal dengan tidak wajar.

Menurut Kesaksian Masyarakat disana mengatakan: "Saya pernah membaca Neraka Tomino untuk acara radio online. Pada awalnya semuanya terasa normal, tetapi saya sudah membaca setengah bait dari puisi itu lidah saya terasa kaku dan sulit mengeluarkan kata-kata, keringat dingin saya keluar jeda beberapa menit saya kemudian membuang text puisi itu dan semuanya kembali normal. Dua hari kemudian saya mendapat musibah kecelakaan dan mengalami luka dengan tujuh jahitan. Tapi Saya tidak ingin berpikir bahwa ini adalah karena puisi itu."
Artikel Menarik Lainnya

Peraturan Komentar
- No Perdebatan
- No SARA
- No SPAM
- No Active Link
- No OOT (silahkan bertanya bila sesuai dengan topik pada artikel)
- Jika berpendapat, berkata dan berkomentar dengan kurang sopan maka secara otomatis akan dihapus

*Artikel diatas diambil dari berbagai sumber dan sengaja tidak mencantumkan sumber karena banyak artikel serupa dari berbagai sumber tersebut, selain itu mohon maaf tidak bisa mencantumkan juga penyedia link download dari film maupun sub credit jadi harap maklum*