4/09/2015

The Penn State University Murder


Di tahun 1969, ada seorang gadis cantik bernama Betsy Aardsma yang kuliah di University of Michigan di Ann Arbor. Waktu itu, universitas tersebut sedang dibayangi oleh pembunuh berantai bernama “The Co-Ed Killer”. Dia membunuh sejumlah gadis di kampus dan semua korbannya mati secara menggenaskan.

Orang tua Betsy sangat mengkhawatirkan putrinya akan menjadi korban dari pembunuh berantai itu. Berita di koran lah yang membuat mereka sangat takut. Ketika Betsy mengutarakan keinginannya untuk transfer ke kampus lain, keluarganya menjadi amat lega.

Betsy Aardsma mendaftar di pascasarjana matematika di Penn State University. Dia ingin lebih dekat pacaranya, David, yang menimba ilmu di Penn State College jurusan kedokteran. Saat weekend, dia sering mengunjungi pacarnya menggunakan bis. Orangtuanya sangat senang karna karna mereka merasa putrinya akan lebih aman berada disana.

Baru 2 minggu sejak kepindahannya ke Penn State, Betsy pergi ke perpustakaan untuk mencari data penelitiannya. Perpustakaan di universitas itu adalah tempat yang terisolasi dan agak menyeramkan dengan langit-langitnya yang rendah, penerangan yang minim, dan mempunyai tangga yang sempit. 

Ketika Betsy sedang mencari buku di deretan rak yang panjang, dia diserang oleh seseorang. Orang asing itu menusukkan sebuah pisau dalam-dalam ke dadanya dengan brutal dan pisau itu menembus jantungnya. Dia bahkan tak punya kesempatan untuk berteriak. Ketika dia jatuh ke lantai, buku-buku mulai berjatuhan menimpanya. Dan pelaku yang telah mencabut pisaunya dari tubuh Betsy, berlari hilang di kegelapan malam.

Beberapa menit kemudian, beberapa mahasiswa menemukannya tergeletak di lantai. Pertama-tama, mereka mengira Betsy hanya pingsan. Mereka tidak menyadari kalau dia telah di tikam, karna Betsy kebetulan memakai baju berwarna merah, jadi darahnya agak sedikit tersamarkan. Para siswa mencoba menolongnya, tapi semua sia-sia karna 5 menit setelah diserang, dia telah meninggal. Betsy yang malang, padahal dia baru berusia 22 tahun. 

Tak ada saksi mata dalam kejadian itu, dan pembunuhnya pun tak meninggalkan jejak. Detektif telah lelah menanyai ratusan siswa, tapi tak satupun keterangan dari mereka membantu penyelidikan. Satu saksi mata mengatakan melihat seorang pria berambut pirang berlari dari lorong rak-rak buku sambil mengatakan, “sebaiknya ada yang menolong gadis itu segera.” Tapi laki-laki yang dimaksud tak pernah ditemukan.

Beberapa tahun berikutnya, pelaku pembunuhan berantai di University of Michigan tertangkap. Namanya John Norman Collins. Akan tetapi, polisi menarik kesimpulan bahwa dia tak ada hubungannya dengan peristiwa pembunuhan di Penn State. Orang yang membunuh Betsy Aardsma tidak bisa diadili karna keberadaannya pun tak bisa dilacak. Pembunuhannya menyisakan misteri yang tak terpecahkan sampai saat ini.

Pada tahin 1970, polisi kampus menerima sebuah surat yang berisi kalimat bernada ejekan. Isi suratnya: “kau tak akan pernah dapat menangkap pria yang membunuh c### di perpustakaan.”

Pada tahun 1994, ketika peringatan 25 tahun pembunuhan itu, sebuah pekerja perpustakaan mendapati sebuah lilin yang menyala di lorong tempat terbunuhnya Betsy. Di sekelilingnya terdapat potongan koran-koran yang semuanya melaporkan tentang kasus pembunuhannya. Di lantai dekat lilin, terdapat tulisan dengan spidol merah.

Isinya: “R.I.P. Betsy Aardsma, lahir July 11, 1947, meninggal November 28, 1969. Aku kembali!”

Selama berpuluh-puluh tahun, kasus pembunuhan itu berubah menjadi sebuah urban legend di Penn State dan banyak orang meyakini bahwa perpustakaan itu dihantui oleh hantunya Betsy. Setiap siswa baru selalu diberitahu tentang cerita horor “Gadis di Lorong perpustakaan”.

Banyak dari mahasiswa mengaku pernah merasakan kehadirannya. Benda-benda di perpustakaan sering berpindah dengan sendirinya. Dan salah satu mahasiswa mengaku bahwa kekuatan yang tak terlihat telah secara kasar mencekik lehernya. Lalu, teriakan menakutkan terdengar di lorong dan bayangan seorang wanita bermata merah yang bersinar mengendap-endap di lorong-lorong rak buku.

Suatu malam, pada tahun 1995, petugas perpustakaan sedang berjalan sendirian di lorong-lorong rak buku. Dia mengatakan bahwa dia melihat hantu Betsy memakai baju merah, dengan raut wajah yang sedih.

Pada tahun 1998, seorang wanita muda sedang berada di perpustakaan dan melihat-lihat tempat terjadinya pembunuhan. Sepulangnya dari perpustakaan, dia merasa seolah-olah dia telah diikuti. Malamnya, dia terbangun karna merasa seperti ada seseorang yang mencekiknya, bahkan dia tidak dapat berteriak untuk meminta bantuan teman sekamarnya. Setelah kejadian itu, dia tidak pernah menginjakkan kaki ke perpustakaan itu.
Artikel Menarik Lainnya

Peraturan Komentar
- No Perdebatan
- No SARA
- No SPAM
- No Active Link
- No OOT (silahkan bertanya bila sesuai dengan topik pada artikel)
- Jika berpendapat, berkata dan berkomentar dengan kurang sopan maka secara otomatis akan dihapus

*Artikel diatas diambil dari berbagai sumber dan sengaja tidak mencantumkan sumber karena banyak artikel serupa dari berbagai sumber tersebut, selain itu mohon maaf tidak bisa mencantumkan juga penyedia link download dari film maupun sub credit jadi harap maklum*