3/31/2015

Liu Biao


Liu Biao 劉表 (142-208) 

Liu Biao adalah seorang bangsawan dan juga penguasa daerah Jingzhou yang terkenal subur dan melimpah pada masa akhir pemerintahan Han timur. Nama kecil dari Liu Biao adalah JingSheng (景升). Sama halnya dengan Liu Bei, Liu Biao pun masih memiliki garis keturunan langsung dari Liu Yu (putera kelima dari kaisar Jing). Liu Biao resmi menjabat posisi penguasa Jingzhou sejak pecahnya pemberontakan Sorban kuning.

Menjelang berakhirnya aliansi para jenderal anti Dong Zhuo, Liu Biao telah berseteru dengan Yuan Shu. Saat Liu Biao mendapat berita bahwa Yuan Shu mengirimkan pasukannya yang dipimpin Sun Jian untuk menyerang wilayah Jingzhou, ia memerintahkan salah seorang Jenderalnya yang bernama Huang Zu untuk menghadangnya di antara kota Den dan kota Fan. Meskipun Huang Zu tertangkap, namun pertempuran tersebut juga menyebabkan gugurnya Sun Jian (peristiwa tersebut lebih dikenal dengan: pertempuran Xiang Yang).

Walaupun Yuan Shao telah membina persekutuan dengan Liu Biao, Namun Liu Biao tidak ikut melibatkan pasukannya saat terjadi perseteruan antara Yuan Shao dengan Cao Cao dalam pertempuran Baima, hingga kekalahan telak Yuan Shao dalam pertempuran Guandu. Ketika Liu Bei dan pengikutnya harus mencari perlindungan saat dikejar oleh Cao Cao, Liu Biao dengan hangat menyambut kedatangan Liu Bei, dan lalu menunjuk Liu Bei sebagai kepala daerah untuk kota Xin Ye. Karena hal tersebutlah, Liu Biao telah menjadi target ancaman dari Cao Cao.

Cao Cao sempat beberapa kali mengirimkan pasukannya untuk menyerang Jingzhou dan posisi Liu Bei, namun seluruh serangan tersebut dapat dipatahkan oleh Liu Bei, dimana salah satu pertempuran yang paling populer dimenangkan oleh Liu Bei adalah pertempuran Bowang.

Meskipun hanya menjabat sebagai pejabat daerah untuk wilayah yang kecil (Xinye), namun pamor dan nama besar dari Liu Bei sempat merisaukan Liu Biao sesaat. Walaupun demikian, Liu Biao pernah meminta kesediaan Liu Bei untuk menggantikan dirinya sebagai penguasa propinsi Jingzhou yang baru. Hal tersebut dilakukannya karena Liu Biao menyadari bahwa usianya sudah semakin lanjut dan mulai kepayahan dalam menjalankan tugasnya sebagai penguasa Jingzhou, sedangkan seluruh keturunannya dinilai tidak cakap untuk ditunjuk sebagai penerusnya. Namun kesempatan emas tersebut ditolak oleh Liu Bei dengan beberapa alasan dan pertimbangan (walaupun keputusan Liu Bei tersebut sempat disesalkan oleh Zhuge Liang saat itu).

Dikarenakan Liu Bei tidak bersedia untuk mengambil alih kekuasaannya, hal tersebut menyebabkan Liu Biao memutuskan untuk menunjuk Liu Qi (putra sulung dari istri pertamanya) sebagai penerus kekuasaannya melalui surat wasiat yang sempat ditulis sebelum ia wafat. Namun surat wasiat tersebut telah berhasil dipalsukan oleh istri kedua dari Liu Biao (Lady Cai), dimana dalam surat wasiat palsu tersebut menetapkan bahwa pewaris kekuasaan Liu Biao atas wilayah Jingzhou adalah Liu Cong (putera dari Liu Biao yang merupakan buah pernikahannya dengan Lady Cai).

Ketika Liu Biao wafat karena sakit yang dideritanya, maka Liu Cong resmi menjabat sebagai penguasa Jingzhou yang baru pada usia 14 tahun (sesuai dengan isi dari surat wasiat yang sudah dipalsukan). Hal tersebut sempat menimbulkan kekecewaan mendalam dan keputus-asaan dalam diri Liu Qi, sehingga ia memutuskan untuk pindah dan menetap di XiaKou.

Saat terdengar kabar bahwa Cao Cao sedang dalam perjalanan memimpin sendiri pasukannya dalam jumlah yang besar untuk melakukan kampanye militer ke selatan Tiongkok, kabar tersebut menggentarkan beberapa pejabat lama. Hal tersebut menyebabkan mereka memberi saran dan nasihat kepada Liu Cong untuk menyerah atas invasi Cao Cao. Diantara para pejabat tersebut, Cai Mau (saudara kandung dari Lady Cai) juga turut serta sebagai pejabat yang mengusulkan penyerahan tersebut. Dikarenakan kurangnya pengalaman dan lemahnya dukungan dari para pejabatnya, pada akhirnya Liu Cong menyetujui usulan tersebut.

Ketika Liu Cong menyerahkan wilayah Jingzhou kepada Cao Cao tanpa perlawanan, Cao Cao pun menyambutnya dengan sangat gembira. Karena hal tersebut, Liu Cong dinobatkan oleh Cao Cao sebagai raja muda.

Akibat dari penyerahan Liu Cong, hal tersebut menyebabkan kegundahan yang sangat dalam bagi Liu Bei dan Liu Qi. Tak lama berselang setelah Cao Cao dan pasukannya tiba di Wancheng, Liu Bei segera memutuskan untuk mengungsi bersama seluruh pengikutnya (ditambah juga dengan pengikut lama dari Liu Biao dan sebagian besar rakyat Jingzhou) menuju ke Fancheng, lalu ke Xiakou.

Dalam peristiwa tersebut, menyebabkan jatuh banyak korban saat pengungsian masal tersebut berhasil dicegat oleh pasukan Cao Cao di wilayah ChangBan. Peristiwa tersebut dikenal dengan pertempuran ChangBan
Artikel Menarik Lainnya

Peraturan Komentar
- No Perdebatan
- No SARA
- No SPAM
- No Active Link
- No OOT (silahkan bertanya bila sesuai dengan topik pada artikel)
- Jika berpendapat, berkata dan berkomentar dengan kurang sopan maka secara otomatis akan dihapus

*Artikel diatas diambil dari berbagai sumber dan sengaja tidak mencantumkan sumber karena banyak artikel serupa dari berbagai sumber tersebut, selain itu mohon maaf tidak bisa mencantumkan juga penyedia link download dari film maupun sub credit jadi harap maklum*