3/11/2015

Iblis


Pengertian Iblis
Iblis awalnya bukan ciptaan yang jahat, sebab semua yang diciptakan Tuhan itu baik adanya. Sebagaimana manusia, Iblis juga mempunyai kehendak bebas. Dan ternyata dia menggunakan kehendak bebas itu secara salah, karena ingin menjadi sama seperti Tuhan sendiri, sehingga jatuhlah Iblis ke dalam dosa. Dalam bahasa Yunani, nama iblis ini disebut sebagai "Lucifer".

Gelar Iblis
Gelar Iblis adalah sebuah julukan atau nama pemberian kepada Lucifer yang ada di Alkitab. Berikut ini adalah nama atau julukan lain dari Satan atau Iblis:
Wahyu 9:11, Naga Besar, Si Ular Tua, Penyesat Seluruh Dunia;
1 Yohanes 5:19, Si Jahat;
Yohanes 8:44, Pembunuh Manusia dan Si Pendusta;
2 Korintus 4:3-4, Ilah Zaman ini;
Yohanes 12:31, Penguasa Dunia ini;
Efesus 2:2, Penguasa Kerajaan Angkasa;
1 Tesalonika 3:5, Si Penggoda;
Injil, Bapak segala Dosa, Si Penyesat.
Iblis juga sering disebut Lucifer. Kata Lucifer tidak ada dalam Alkitab bahasa Indonesia karena sudah diterjemahkan sebagai Bintang Timur, Putra Fajar.

Kerajaan Iblis
Kerajaan Iblis adalah suatu pemerintahan dalam tatanan organisasi yang didirikan oleh Lucifer di bumi, sebagai perlawanan/pemberontakan terhadap Kerajaan Surga. Dalam menjalankan pemerintahannya Iblis memiliki suatu tatanan organisasi (Efesus 6:12), yaitu:
Lucifer, sebagai raja kegelapan;
Pemerintah-pemerintah, pemimipin-pemimpin tertinggi dalam suatu kerajaan ( malaikat-malaikat yang jatuh dan menjadi Setan yang disembah sebagai Dewa Matahari, Dewa Bulan, Beelzebul, Molokh, dll = lihat penjelasannya di Kitab Henokh dan Alkitab);
Penguasa-penguasa, makhluk yang menerima kuasa dan menjalankan kehendak atasannya (Jin sebagai sesembahan bangsa Timur Tengah pada waktu itu = lihat penjelasannya di Perjanjian Lama);
Penghulu-penghulu, pemimpin-pemimpin (manusia jahat yang melakukan kehendak Iblis= di Alkitab disebut sebagai anak iblis);
roh-roh jahat, roh-roh yang durhaka (legion, leviatan, dan lain-lain). Ada pendapat bahwa roh tidak dibagi menjadi jenis kejahatannya seperti roh percabulan,roh kedengkian dsb., sedangkan kata roh pemecah yang terdapat dalam Galatia 5:20 jika ditinjau dari bahasa Yunaninya bukan berarti roh, akan tetapi perbuatan atau tindakan yang menimbulkan perpecahan. Demikian agar tidak terjadi penyesatan dalam kekristenan mengenai macam macam roh, karena menurut standar kebenaran dari alkitab, roh hanya terdiri dari roh manusia dan roh yang kudus dari Allah.

Istilah-istilah Setanik
Perjanjian Baru menyajikan banyak istilah yang berkaitan dengan gagasan mengenai Setan yang telah kita bicarakan sebelumnya. Istilah-istilah itu ditampilkan oleh beberapa pengarang Perjanjian Baru untuk: mempertajam kuasa gelap (jahat) yang selalu mempengaruhi pilihan bebas manusia untuk: tidak berelasi secara benar dengan Allah. Relasi yang terganggu ini di dalam Gereja disebut sebagai dosa. Perjanjian Barn ingin mengatakan bahwa bagaimanapun kuatnya pengaruh Setan dalam diri kita, dosa tetap menyangkut pribadi kita dan menyangkut pilihan bebas manusia, sehingga kita tidak bisa mempersalahkan Setan dalam hal dosa kita.

Kuasa-Kuasa
Dalam pelbagai kutipan Kitab Suci, kita dapat menemukan bermacam-macam kata yang digunakan untuk mengungkapkan kekuatan Setan. Injil menyebut kuasa dalam beberapa teks, yaitu pemerintah-pemerintah bangsa (archontes, Mat 20:25; Kisah 4:8; 4:26), wibawa (exousia) dan kuasa (dunamei/ (dynamei) Luk 4:36), tenaga (dunamin) dan kuasa (exousian) untuk menguasai Setan-Setan (Lukas 9: 1), pemerintah-pemerintah (archontas) dan penguasa-penguasa (exousias, Lukas 12:11) raja-raja (basileis) orang yang menjalankan kuasa atas mereka (hoi exousiazontes, Lukas 22:25); pemimpin-pemimpin (archontas, Lukas 23: 13), imam-imam kepala (archiereis) dan pemimpin-pemimpin (archontes, Lukas 24:20), pemimpin-pernimpin (archonton) dan orang Farisi (Yohanes 7:48); kuasa (dunamei) dan nama (onomati, Kisah 4:7).
Surat-surat lain menyebutkan maut, hidup, malaikat-malaikat, pemerintah-pemerintah (archai, Rm 8:38 ) yang ada sekarang maupun yang akan datang, kekuatan (dunamin) dan hikmat (sophian, 1 Korintus 1 :24), pemerintah (arches), penguasa (exousias), kekuasaan (dunameos), kerajaan (Kuriotetos) dan tiap nama (onomatos, Efesus 1:21), pemerintah-pemerintah (archas), penguasa-penguasa (exousias), penghulu-penghulu dunia (kosmokratoras), roh-rohjahat (pneumatika tes ponerias, Efesus 6: 12), singgasana (thronoi), kerajaan (kuriotetes), pemerintah (archai), penguasa (exousiai, Kolose 1: 16), malaikat, kuasa (exousion) dan kekuatan (dunameon, 1 Petrus 3:22), kemuliaan, kebesaran, kekuatan (kratos) dan kuasa (exousia, Yudas 1:25), Keselamatan, pemerintahan (dunamis), kekuasaan (exousia, Wahyu 12: 10; 13:2).

Pemerintah-Pemerintah :
Paulus menampilkan kuasa kejahatan dengan menggunakan istilah "archai" (principalities, pemerintah). Kata archai tidak dipahami dalam pengertian duniawi (misalnya pemerintahan negara) melainkan ditampilkan sebagai kuasa adi-duniawi yang memusuhi Allah (Efesus 1 :21; Theological Dictionary of The New Testament, p 81). Pada masa Yosephus dan Philo, kata yang sering digunakan adalah kata depan 'arch'- yang di dalamnya mengungkapkan suatu organisasi kekuasan dan tidak secara eksplisit menyatakan kekuatan jahat atau kuasa para malaikat. Hal ini tampak jelas pada kata archon (pejabat), archigrammateus (pelayan kota), archidesmophylax (kepala penjara). Namun, dalam sastra Yahudi kata archai ini dikaitkan dengan kuasa jahat, kebaikan dan kuasa-kuasa yang berentitas spiritual seperti disebut "tidak ada malaikat yang menghalangi dan tidak ada kuasa-kuasa (Setan) yang merintangi (l Enoch 41:9). Ia akan memanggil "para malaikat kuasa dan para malaikat pemerintallan" (1 Enoch 61: 1 0). Kuasa jahat ini dapat menjadi sumber kekuatan bagi manusia jika manusia "mengikuti jalan dunia ini" dan "menaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di an tara orang-orang durhaka" (Efesus 2:2). Kerja kuasajahat ini dapat merasuki hidup batin manusia dalam bentuk religius (1 Korintus 8:5), nafsu seksual (1 Korintus 6:5), tindakan-tindakan rohani (Efesus 6: 12), apa yang dianggap baik (Kolose 1: 16), sehingga kuasa itu terkait erat dengan gagasan mengenai malaikat-malaikat (Roma 8:38 ). Makhluk-makhluk seperti malaikat itu (Efesus 1 :20; 1 Petrus 3 :22) oleh Paulus disebut pemerintah-pemerintah jahat (Efesus 2:2; 6: 12).

Kekuatan :
Istilah yang digunakan Paulus mengenai kekuatan adalah dynamis (1 Korintus 15:24-26), yang dalam pengertian umum berarti kcsanggupan atau kemampuan untuk melaksanakan tindakan (Matius 25: 15; 2 Korintus 1 :8;8:3) dan dalam arti khusus berarti kuasa atau kekuatan, dan mukj izat atau karunia untuk mengadakan mukjizat (1 Korintus 12:28 ).
Kata dunamis/ dynamis dipahami dalam kerangka prinsip kosmis, yaitu suatu "prinsip" yang menggerakkan segala ciptaan. Prinsip ini oleh Stoik (aliran filsatat Yunarn Rornawi yang didirikan di Athena tahun 109 SM oleh Zeno dan Citium. Mereka mengembangkan pemikiran filosofis Plato (427-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM) disebut nous (pikiran, akal budi, intelek) yang menunjuk pada pengetahuan tertinggi sebagai suatu prinsip tata tertib alam semesta (Theological Dictionary of The New Testament, p. 186).
Di dalam dunia Yunani, agama-agama misteri menyebut dynamis sebagai dunameis, yaitu suatu tindakan dari daya surgawi yang menyentuh kehidupan materia alam semesta. Namun, Paulus menempatkan daya surgawi itu sebagai kekuatan jahat yang akan dibinasakan oleh Kristus pada akhir zaman (1 Korintus 15:24).
Dalam konteks ini, Paulus menciptakan suatu teknik sastra pemerintah - kekuasaan – kekuatan yang didalamnya ia ingin mengatakan bahwa umat Allah yang "telah membuat patung Astera, sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepada Baal" (l Raja 17: 16; bandingkan dengan Ulangan 4: 19,20) telah dibawa kepada Kristus karena "Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya (l Korintus 15:25). Menurut Walter Wink, kata dunamis/ dynamis dalam dunia Yahudi berarti bala tentara yang kemudian digunakan dalam arti bala tentara Allah (Mazmur 103 :21; Yesaya 34:4). Beberapa teks Kitab Suci mengaitkan kata dynamis dengan para roh dunia orang mati, bintang-bintang, kuasa spiritual dan musuh-rnusuh Allah.

Penguasa :
Kata yang mirip dengan "kekuatan" adalah exousia (penguasa). Paulus menggunakan kata "kekuatan" dalam arti kekuatan jahat yang menyentuh segi material (aspek luar); sedangkan ia memakai kata "penguasa" untuk mengungkapkan kuasa jahat yang berdiam dalam hidup batin manusia (aspek dalam). Paulus menempatkan kata "penguasa" dalam bentuk sastra "pemerintah – penguasa - kekuasaan-kerajaan" yang mengangkat kembali kuasa absolut raja atau kuasa kepemilikan akan sesuatu (PL) untuk mengungkapkan kuasa spiritual (1 Korintus 15 :24; Efesus 1 :21; Kolose 1:16; 1 Petrus 3: 12) yang merenggut hidup batin manusia namun dibinasakan berkat Roh Kudus yang "adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah untuk memuji kemuliaan-Nya" (Efesus 1:14). Perjanjian Baru menyajikan kata exousia sebanyak 102 kali dalam beberapa pemahaman, yaitu suatu kemampuan tindakan sebagai sumber segala kuasa (Kisah 1:7; Rm 2: 1), kuasa kodrati yang berasal dari Allah (Wahyu 6:8; 9:3; 16:9; 18:9), kekuatan Setan yang menguasai (Kisah 26: 18; Kolose 1: 13), dan kuasa kosmis yang menyentuh hidup batin manusia (Yohanes 17:2; Matius 11:27).
Kebiasaan dunia ini (Efesus 2:2): Paulus mengungkapkan suatu pilihan hidup dalam kaitannya dengan kuasa-kuasa, yaitu hidup dalam cengkeraman kuasa malaikat jahat atau hidup dalam iman akan Kristus. Gagasan ini terkait erat dengan aion (diterjemahkan kebiasaan), yang dalam dunia Yunani berarti "dewa yang berpribadi" (personal deity). Dewa Aion sernakin bermakna dalam dunia Yahudi saat rnenjadi ton aiona tou kosmou (kebiasaan dunia) karena kata aion dihubungkan dengan kekuatan yang diprakarsai oleh kekuatan makhluk jahat." Kata "archon" (penghulu atau kuasa jahat duniawi) mempunyai maksud yang dekat dengan makhluk jahat itu (Matius 9:34; 12:24; Markus 3:22; Lukas 11:15; Yohanes 12:31; 14:30; 16:11). Gagasan ini senada dengan istilah archonton tou aionos (Penguasa zaman ini, l Korintus 2:8 ) yang oleh Paulus ditempatkan dalam kerangka kedewasaan rohani (kebijaksanaan, sophia), yaitu menerima kuasa Kristus sebagai landasan hidup jemaat (jemaat Korintus hidup di antara orang-orang kafir dengan kuil-kuil kaisar, dewa-dewi mereka dan kuil dewaAfroditus dengan scribu wanita pelacur suci). Kedewasaan rohani ini dilatarbelakangi oleh "sekolah" Pytha¬goras" yang mcmisahkan muridnya dalam dua tingkat, yaitu murid yang kurang pengalaman dan murid yang sempuma (teleion; Daily Study Bible Series "l Corinthians", p 26).
Penguasa kerajaan angkasa (Efesus 2:2): Teks Yunani menyebut ton archonta tes exousias tou aeros (penguasa kuasa-angkasa raya). Penguasa yang dimaksud adalah penguasa di bawah kekuatan dewa angkasa raya. Dalam konteks ini, kuasa (exousia) tidak dipahami secara personal melainkan sebagai "pemcrintahan atau dunia" yang dapat dibayangkan membentuk suatu kelompok roh-roh angkasa raya. Bila dikaitkan dengan salah satu tulisan "Papyri Graecae Magicae" yang pararel dengan Efesus 2:2 (berbunyi: kata tou echontos ton aera, menurut dewa yang berkuasa atas angkasa raya) pemahaman mengenai kuasa kerajaan angkasa telah biasa dikenal di masa Yudaisme.

Roh yang Berkuasa dan Memerintah :
"Singgasana-Kerajaan-Pemerintahan-Penguasa" adalah teknik sastra yang ditulis Paulus untuk mengungkapkan roh-roh yang berkuasa dan memerintah manusia (lihat Kolose 1:16). Thronos (Singgasana) dalam dunia Yunani dikaitkan dengan takhta Dewa Zeus dan Hera, istrinya, yang menentukan hidup mati manusia (Theological Dictionary of the New Testament, 338 ) atau sebagai takhta para malaikat ("takhta dunia", 1 Enoch 75:2; "dua singgasana untuk beristirahat", 2 Enoch 48:2). Kuriontetes (Kerajaan) adalah anggota-anggota kelompok para malaikat jahat (Theological Dictionary of the New Testament, 493); "archai" (Pemerintahan) berarti makhluk spiritual atau malaikat yang akan menjadi baik (Theological Dictionary of the New Testament, 81-82; "archai" dipahami secara berbeda dalam masing-masing teks );
Misalnya dalam Efesus 1:21 "archai" dipahami sebagai kuasa yang rnemusuhi Allah, Efesus 2:2 sebagai tuan besar atau maharaja; 1 Korintus 8:5 sebagai kuasa yang merasuk lewat hidup rohani, lewat nafsu seksual (1 Korintus 6: 15), lewal kehidupan yang vital (1 Korintus 15:26), lewat hidup sosial (Efesus 6); dalam Efesus 6: 12 sebagai makhluk spiritual yang dikaitkan dengan hidup para malaikat (Roma 8:38 ), Efesus 3: 10 sebagai roh yang tinggal di hagian terbawah surga.
Exousiai (Penguasa) dirakit oleh Paulus dari paham Hellenis ("nexus" yang merangkum segala unsur semesta) dan dari paham Yahudi (ide mengenai daya kekuatan yang mengatur alam) untuk menyajikan suatu kuasa/kekuatan kosmis (Theological Dictionary of the New Testament, p. 239) atau kuasa spiritual.
"Nexus" berarti penjalinan menjadi satu atau rangkaian yang terdiri: dalam satu hubungan.

Stoicheia
Perjanjian Baru menerjemahkan stoicheia dengan istilah roh-roh dunia (the elements of the world, Kolose 2:8,20; Galatia 4:3,9; Ibrani 5: 12; 2 Petrus 3: I 0, 12). Stoicheia sendiri berarti unsur-unsur yang mendasari dunia jasmani, asas-asas dasar atau roh-roh asasi dan bisajuga dipahami sebagai benda-benda lang it yang merupakan kekuatan supranatural penentu nasib dunia dan manusia. Pemikiran ini berdasar pad a gagasan filosofis Epikurianisme yang dikembangkan oleh Zeno (340-265 SM) membentuk suatu paham filosofis bam, yaitu stoicisme. Pada masa Paulus, ajaran ini tetap berpengaruh pada jemaatnya dalam me¬mandang hubungan antara Pencipta dan ciptaan. Hal ini kelihatan dari minat besar orang Yahudi terhadap benda-benda alam, hal perbintangan dan yakin akan peranan para malaikat (Galatia 3:19; 1:8 ). Orang non-Yahudi lebih mengembangkan pemikiran filosofis dan tekun beribadah kepada para dewa atau ilah-ilah (Galatia 4:8; Kolose 12: 18 ).
Stoicisme mengajarkan bahwa alam semesta ini tidak diatur oleh Allah melainkan oleh suatu akal budi yang mutlak sebagai unsur asasi semesta. Kenyataan ini membuat manusia harus pasrah menerima keadaan dunia sebagai cerminan akal budi (apatheia), agar manusia dapat menjadi bijaksana. Hidup selaras dengan alam, mengendalikan pertimbangan perasaan dan menanggung penderitaan secara tenang akan membuat manusia menjadi bijaksana. Karena itu, manusia haruss menerima kenyataan dosa, hidup dalam gerak akal budi, dan menerima perlakuan alam dengan hidup puas akan kebajikan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan (eudaimonia). Beberapa hal yang dikritik Paulus adalah bahwa "unsur atau roh asasi" itu telah membuat jemaatnya menolak konsep Allah sebagai pribadi dan menolak kedatangan Kristus untuk menghapus dosa asal di dunia orang hidup dan orang mati. Karena itu, Paulus memandang Stoicisme sebagai roh-roh penguasa dunia yang menjauhkan jemaat dari Allah,
Stoicheia Bentuk jamak dari kata sifat stoikheos berarti berdiri berbaris, asas-asas pokok suatu huruf, ajaran Stoa (asas-asas dunia: tanah, air, udara, api) dan para malaikat (seperti dalam nyanyian Orpheus dan kitab Hermas),

Ular
Dalam tradisi Yudaisme, kata yang senuansa dengan ophis (ular) adalah drakon (naga), aspis (ular beludak), ekgona, aspidon (ular berbisa), basilikos (Kerajaan), kerastes (tanduk atau pemerintah). Kata-kata ini berasal dari kisah-kisah mitologis yang menganggap Hades (syeol = dunia kematian) sebagai tempat tinggal Ular Agung. Tulisan-tulisan Pseudepigrapha dan rabbinik mengisahkan Leviathan (lewiyatan = monster kehancuran yang berkepala tujuh; buaya) dan Behemoth (behemot = binatang; kuda Nil) sebagai santapan bagi kebenaran di akhir zaman (Mitologi Kanaan; Theological Dictionary of the New Testament, p. 749-750).
Perjanjian Baru menyajikan ular sebagai makhluk yang menghadirkan kejahatan dan bahaya dalam relasi manusia dengan Allah yang membuat manusia tidak mungkin "meluputkan diri dari hukuman Neraka" (Matius 23:33). Ungkapan demikian muncul karena ular dikaitkan dengan kerajaan Setan (Lukas 10: 19). Karena itu, dalam aliran Gnosis ular dipahami sebagai salah satu nama dari diabolos; dan naga adalah Setan yang berhakikat mendakwa atau mencobai. Gnotisisme ini makin diteguhkan oleh pewartaan Paulus yang mengatakan "janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular" (1 Korintus 10:9). Kitab Wahyu menyatukan perbedaan ini dalam kata "ular tua" (yang disebut diabolos atau satanas, Wahyu 12:9). Ular tua ini mempunyai kuasa kehancuran (chaos) yang melawan Allah pada awal penciptaan sampai pada akhir zaman. Sejarah manusia bersama ular tua hadir dalam kejahatan manusia atau pilihan hidup manusia un tuk berbuat dosa dan dalam segala bentuk perlawanan terhadap Allah.

Singa
Perjanjian Lama dalam terjemahan dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani (LXX) menyebut leon (singa) sebanyak 150 kali yang diungkapkan sebagai suatu kekuatan. Biasanya kekuatan itu dikaitkan dengan Yehuda yang digambarkan sebagai anak singa, singa jantan, singa betina (Kejadian 29:9) dan sebagai kekuatan yang dapat membuka kitab surgawi tentang keputusan-keputusan Allah mengenai kejadian-kejadian di akhir zaman (Wahyu 5:5). Perjanjian Baru menampilkan "singa" di antara tiga makhluk lain, yaitu manusia, lembu, burung nasar (Wahyu 4:7) yang mempunyai kekuatan setara dengan Kerubim, Singa itu mirip kuda yang dari mulutnya keluar api, asap dan belerang (Wahyu 9: 17) dan berkaki beruang (Wahyu 13:2). Karena itu, kita hams berjaga-jaga "lawanmu, si Ibl is, berjalan keliling sarna seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang ditelannya" (1 Petrus 5: 8 ).

Roh Najis; Katak
Istilah "Roh Najis" (pneumatos akathartou, lihat artikel ROH JAHAT - ROH NAJIS, di roh-jahat-roh-najis-vt108.html#p232).
Istilah ini terdapat dalam Kitab Wahyu 16: 13 dan 18:2. Teks ini menyebutkan bahwa dari mulut naga, binatang (the beast) dan dari nabi palsu keluar tiga roh najis. OP Harrington dalam bukunya 'Revelation' menafsirkan tiga makhluk itu sebagai Satanic Trinity (Tritunggal Setanik) yang akan menyesatkan banyak orang (Matius 13:14; Markus 13:22) dan membawa pada kebinasaan (2 Tesalonika 2:9-12).
Roh Najis disebut sebagai yang menyerupai katak (batrachoi). William Barclay dalam bukunya yang berjudul 'The Revelation of John' mempertajam gagasan mengenai katak sebagai roh najis demikian: pertama, katak dikaitkan dengan "katak-katak yang bermunculan meliputi tanah Mesir" (tulah kedua, Keluaran 8:5-11) dan "katak-katak itu memusnahkan mereka" (Mazmur 78:45); kedua, katak adalah binatang yang dianggap najis (Imamat 11: 1 0); ketiga, katak merupakan simbol ucapan tak bermakna brekekekex, coax coax (ucapan Aristophanes); keempat, katak dapat dikaitkan dengan agama Persia (Zoroastrianisme) yang di dalamnya terdapat kisah bahwa katak adalah pembantu Ahriman (kuasa kegelapan) yang melawan Ormuzd (kuasa terang).
Dengan demikian, Kitab Wahyu ingin mengatakan bahwa apa yang keluar dari tritunggal Setanik itu adalah seperti tulah di zaman Mesir, kekotoran/kenajisan, ucapan yang menyesatkan dan makhluk yang membantu kuasa kegelapan.

Awal Pemberontakan Iblis
Awal Pemberontakan di Surga adalah awal pertama kali Iblis mengungkapkan pendakwaan atas ketidakpuasan akan pemerintahan dan hukum Allah. Dakwaan Lucifer kepada Mesias yang adalah Penguasa Surga yang diakui, serta memiliki satu kuasa dan wewenang dengan Allah yang dikarenakan dalam semua konsultasi Allah, Mesias selalu turut di dalamnya, sementara Lucifer tidak diizinkan untuk ikut dalam maksud-maksud Ilahi.
Dengan meninggalkan tempatnya di hadapan Allah, Lucifer pergi untuk menyebarkan roh ketidakpuasan di antara malaikat-malaikat. Lucifer membangkitkan roh ketidakpuasan terhadap hukum-hukum yang mengatur mahluk-mahluk surgawi, dengan mengatakan bahwa mereka dibebani dengan pembatasan-pembatasan yang tidak perlu. Oleh karena alamiah mereka adalah suci ia mendorong malaikat-malaikat itu untuk mengambil kehendak hati mereka sendiri. Ia berusaha mendapatkan simpati para Malaikat, dengan mengatakan Allah telah tidak adil dengan memberikan penghormatan tertinggi bagi Mesias. Ia mengatakan bahwa dalam cita-citanya untuk memperoleh kuasa dan penghormatan yang lebih besar bukan karena bercita-cita mau meninggikan diri, tetapi untuk memperoleh kebebasan bagi segenap penghuni surga, agar dengan begitu mereka memperoleh eksistensi yang lebih tinggi.
Allah di dalam hikmatNya, membiarkan Lucifer meneruskan roh kebenciannya matang untuk mengadakan pemberontakan. Dalam pandangan Allah, adalah perlu bagi rencana-rencana Lucifer itu untuk benar-benar berkembang, agar sifat dan kecenderungan sebenarnya dapat dilihat semua oleh seluruh umat alam semesta.
Pemerintahan Allah bukan saja atas penduduk surga, tetapi atas semua dunia-dunia yang dijadikanNya; dan Setan berpikir bahwa jika ia dapat membawa malaikat-malaikat surga bersamanya memberontak, maka ia juga dapat membawa dunia-dunia lain bersamanya. Dengan liciknya ia menggunakan argumentasi palsu dan penipuan untuk mencapai tujuan-tujuannya.

Perbedaan Iblis Dengan Satan/Setan
Orang Kristen termasuk para pelayan Tuhan selalu menganggap iblis dan setan itu sama saja, bahkan menganggap Jin adalah setan, tuyul adalah setan, arwah juga adalah setan. Padahal jikalau kita simak di dalam Alkitab mereka itu jenis mahluk yang berbeda. Tetapi yang paling mengganggu adalah menganggap iblis /lucifer adalah sama dengan setan.
Wah 20:1 Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; 2 ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya,
Mari simak ayat diatas, bahwa Naga tua adalah iblis /lucifer dan satan adalah pribadi yang berbeda, satan adalah para pengikutnya atau malaikatnya yang ditarik oleh si ular naga dengan ekornya, yang ketika di bumi menjadi setan dan roh jahat.
Wah 12:4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang- bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.

Jadi Lucifer tetaplah hanya 1 sosok saja yaitu iblis, sedangkan setan dan roh jahat sangat banyak sekali, demikian juga harus bedakan antara penguasa teritorial dgn setan, Ratu Kidul itu penguasa teritorial, bukan dari golongan malaikat yang terjatuh dari Sorga. Ini sengaja saya tulis untuk membuka pengertian tentang alam roh, sehingga orang tidak bingung di dalam pengertiannya. Dan menghakiminya dengan kata "Sesat!! "

Kol 1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang TIDAK KELIHATAN, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Artikel Menarik Lainnya

Peraturan Komentar
- No Perdebatan
- No SARA
- No SPAM
- No Active Link
- No OOT (silahkan bertanya bila sesuai dengan topik pada artikel)
- Jika berpendapat, berkata dan berkomentar dengan kurang sopan maka secara otomatis akan dihapus

*Artikel diatas diambil dari berbagai sumber dan sengaja tidak mencantumkan sumber karena banyak artikel serupa dari berbagai sumber tersebut, selain itu mohon maaf tidak bisa mencantumkan juga penyedia link download dari film maupun sub credit jadi harap maklum*