Pengertian Iblis
Iblis
awalnya bukan ciptaan yang jahat, sebab semua yang diciptakan Tuhan itu baik
adanya. Sebagaimana manusia, Iblis juga mempunyai kehendak bebas. Dan ternyata
dia menggunakan kehendak bebas itu secara salah, karena ingin menjadi sama
seperti Tuhan sendiri, sehingga jatuhlah Iblis ke dalam dosa. Dalam bahasa
Yunani, nama iblis ini disebut sebagai "Lucifer".
Gelar Iblis
Gelar Iblis
adalah sebuah julukan atau nama pemberian kepada Lucifer yang ada di Alkitab.
Berikut ini adalah nama atau julukan lain dari Satan atau Iblis:
Wahyu 9:11,
Naga Besar, Si Ular Tua, Penyesat Seluruh Dunia;
1 Yohanes
5:19, Si Jahat;
Yohanes
8:44, Pembunuh Manusia dan Si Pendusta;
2 Korintus
4:3-4, Ilah Zaman ini;
Yohanes
12:31, Penguasa Dunia ini;
Efesus 2:2,
Penguasa Kerajaan Angkasa;
1 Tesalonika
3:5, Si Penggoda;
Injil, Bapak
segala Dosa, Si Penyesat.
Iblis juga
sering disebut Lucifer. Kata Lucifer tidak ada dalam Alkitab bahasa Indonesia
karena sudah diterjemahkan sebagai Bintang Timur, Putra Fajar.
Kerajaan Iblis
Kerajaan
Iblis adalah suatu pemerintahan dalam tatanan organisasi yang didirikan oleh
Lucifer di bumi, sebagai perlawanan/pemberontakan terhadap Kerajaan Surga.
Dalam menjalankan pemerintahannya Iblis memiliki suatu tatanan organisasi
(Efesus 6:12), yaitu:
Lucifer,
sebagai raja kegelapan;
Pemerintah-pemerintah,
pemimipin-pemimpin tertinggi dalam suatu kerajaan ( malaikat-malaikat yang
jatuh dan menjadi Setan yang disembah sebagai Dewa Matahari, Dewa Bulan,
Beelzebul, Molokh, dll = lihat penjelasannya di Kitab Henokh dan Alkitab);
Penguasa-penguasa,
makhluk yang menerima kuasa dan menjalankan kehendak atasannya (Jin sebagai
sesembahan bangsa Timur Tengah pada waktu itu = lihat penjelasannya di
Perjanjian Lama);
Penghulu-penghulu,
pemimpin-pemimpin (manusia jahat yang melakukan kehendak Iblis= di Alkitab
disebut sebagai anak iblis);
roh-roh
jahat, roh-roh yang durhaka (legion, leviatan, dan lain-lain). Ada pendapat
bahwa roh tidak dibagi menjadi jenis kejahatannya seperti roh percabulan,roh
kedengkian dsb., sedangkan kata roh pemecah yang terdapat dalam Galatia 5:20
jika ditinjau dari bahasa Yunaninya bukan berarti roh, akan tetapi perbuatan
atau tindakan yang menimbulkan perpecahan. Demikian agar tidak terjadi
penyesatan dalam kekristenan mengenai macam macam roh, karena menurut standar
kebenaran dari alkitab, roh hanya terdiri dari roh manusia dan roh yang kudus
dari Allah.
Istilah-istilah Setanik
Perjanjian
Baru menyajikan banyak istilah yang berkaitan dengan gagasan mengenai Setan
yang telah kita bicarakan sebelumnya. Istilah-istilah itu ditampilkan oleh
beberapa pengarang Perjanjian Baru untuk: mempertajam kuasa gelap (jahat) yang
selalu mempengaruhi pilihan bebas manusia untuk: tidak berelasi secara benar
dengan Allah. Relasi yang terganggu ini di dalam Gereja disebut sebagai dosa.
Perjanjian Barn ingin mengatakan bahwa bagaimanapun kuatnya pengaruh Setan
dalam diri kita, dosa tetap menyangkut pribadi kita dan menyangkut pilihan
bebas manusia, sehingga kita tidak bisa mempersalahkan Setan dalam hal dosa
kita.
Kuasa-Kuasa
Dalam
pelbagai kutipan Kitab Suci, kita dapat menemukan bermacam-macam kata yang
digunakan untuk mengungkapkan kekuatan Setan. Injil menyebut kuasa dalam
beberapa teks, yaitu pemerintah-pemerintah bangsa (archontes, Mat 20:25; Kisah
4:8; 4:26), wibawa (exousia) dan kuasa (dunamei/ (dynamei) Luk 4:36), tenaga
(dunamin) dan kuasa (exousian) untuk menguasai Setan-Setan (Lukas 9: 1),
pemerintah-pemerintah (archontas) dan penguasa-penguasa (exousias, Lukas 12:11)
raja-raja (basileis) orang yang menjalankan kuasa atas mereka (hoi
exousiazontes, Lukas 22:25); pemimpin-pemimpin (archontas, Lukas 23: 13),
imam-imam kepala (archiereis) dan pemimpin-pemimpin (archontes, Lukas 24:20),
pemimpin-pernimpin (archonton) dan orang Farisi (Yohanes 7:48); kuasa (dunamei)
dan nama (onomati, Kisah 4:7).
Surat-surat
lain menyebutkan maut, hidup, malaikat-malaikat, pemerintah-pemerintah (archai,
Rm 8:38 ) yang ada sekarang maupun yang akan datang, kekuatan (dunamin) dan
hikmat (sophian, 1 Korintus 1 :24), pemerintah (arches), penguasa (exousias),
kekuasaan (dunameos), kerajaan (Kuriotetos) dan tiap nama (onomatos, Efesus
1:21), pemerintah-pemerintah (archas), penguasa-penguasa (exousias),
penghulu-penghulu dunia (kosmokratoras), roh-rohjahat (pneumatika tes ponerias,
Efesus 6: 12), singgasana (thronoi), kerajaan (kuriotetes), pemerintah
(archai), penguasa (exousiai, Kolose 1: 16), malaikat, kuasa (exousion) dan
kekuatan (dunameon, 1 Petrus 3:22), kemuliaan, kebesaran, kekuatan (kratos) dan
kuasa (exousia, Yudas 1:25), Keselamatan, pemerintahan (dunamis), kekuasaan
(exousia, Wahyu 12: 10; 13:2).
Pemerintah-Pemerintah :
Paulus
menampilkan kuasa kejahatan dengan menggunakan istilah "archai"
(principalities, pemerintah). Kata archai tidak dipahami dalam pengertian
duniawi (misalnya pemerintahan negara) melainkan ditampilkan sebagai kuasa
adi-duniawi yang memusuhi Allah (Efesus 1 :21; Theological Dictionary of The
New Testament, p 81). Pada masa Yosephus dan Philo, kata yang sering digunakan
adalah kata depan 'arch'- yang di dalamnya mengungkapkan suatu organisasi
kekuasan dan tidak secara eksplisit menyatakan kekuatan jahat atau kuasa para
malaikat. Hal ini tampak jelas pada kata archon (pejabat), archigrammateus
(pelayan kota), archidesmophylax (kepala penjara). Namun, dalam sastra Yahudi
kata archai ini dikaitkan dengan kuasa jahat, kebaikan dan kuasa-kuasa yang
berentitas spiritual seperti disebut "tidak ada malaikat yang menghalangi
dan tidak ada kuasa-kuasa (Setan) yang merintangi (l Enoch 41:9). Ia akan
memanggil "para malaikat kuasa dan para malaikat pemerintallan" (1
Enoch 61: 1 0). Kuasa jahat ini dapat menjadi sumber kekuatan bagi manusia jika
manusia "mengikuti jalan dunia ini" dan "menaati penguasa
kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di an tara orang-orang
durhaka" (Efesus 2:2). Kerja kuasajahat ini dapat merasuki hidup batin
manusia dalam bentuk religius (1 Korintus 8:5), nafsu seksual (1 Korintus 6:5),
tindakan-tindakan rohani (Efesus 6: 12), apa yang dianggap baik (Kolose 1: 16),
sehingga kuasa itu terkait erat dengan gagasan mengenai malaikat-malaikat (Roma
8:38 ). Makhluk-makhluk seperti malaikat itu (Efesus 1 :20; 1 Petrus 3 :22)
oleh Paulus disebut pemerintah-pemerintah jahat (Efesus 2:2; 6: 12).
Kekuatan :
Istilah yang
digunakan Paulus mengenai kekuatan adalah dynamis (1 Korintus 15:24-26), yang
dalam pengertian umum berarti kcsanggupan atau kemampuan untuk melaksanakan
tindakan (Matius 25: 15; 2 Korintus 1 :8;8:3) dan dalam arti khusus berarti
kuasa atau kekuatan, dan mukj izat atau karunia untuk mengadakan mukjizat (1
Korintus 12:28 ).
Kata
dunamis/ dynamis dipahami dalam kerangka prinsip kosmis, yaitu suatu
"prinsip" yang menggerakkan segala ciptaan. Prinsip ini oleh Stoik
(aliran filsatat Yunarn Rornawi yang didirikan di Athena tahun 109 SM oleh Zeno
dan Citium. Mereka mengembangkan pemikiran filosofis Plato (427-347 SM) dan
Aristoteles (384-322 SM) disebut nous (pikiran, akal budi, intelek) yang
menunjuk pada pengetahuan tertinggi sebagai suatu prinsip tata tertib alam
semesta (Theological Dictionary of The New Testament, p. 186).
Di dalam
dunia Yunani, agama-agama misteri menyebut dynamis sebagai dunameis, yaitu
suatu tindakan dari daya surgawi yang menyentuh kehidupan materia alam semesta.
Namun, Paulus menempatkan daya surgawi itu sebagai kekuatan jahat yang akan
dibinasakan oleh Kristus pada akhir zaman (1 Korintus 15:24).
Dalam
konteks ini, Paulus menciptakan suatu teknik sastra pemerintah - kekuasaan –
kekuatan yang didalamnya ia ingin mengatakan bahwa umat Allah yang "telah
membuat patung Astera, sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan
beribadah kepada Baal" (l Raja 17: 16; bandingkan dengan Ulangan 4: 19,20)
telah dibawa kepada Kristus karena "Allah meletakkan semua musuh-Nya di
bawah kaki-Nya (l Korintus 15:25). Menurut Walter Wink, kata dunamis/ dynamis
dalam dunia Yahudi berarti bala tentara yang kemudian digunakan dalam arti bala
tentara Allah (Mazmur 103 :21; Yesaya 34:4). Beberapa teks Kitab Suci
mengaitkan kata dynamis dengan para roh dunia orang mati, bintang-bintang,
kuasa spiritual dan musuh-rnusuh Allah.
Penguasa :
Kata yang
mirip dengan "kekuatan" adalah exousia (penguasa). Paulus menggunakan
kata "kekuatan" dalam arti kekuatan jahat yang menyentuh segi
material (aspek luar); sedangkan ia memakai kata "penguasa" untuk
mengungkapkan kuasa jahat yang berdiam dalam hidup batin manusia (aspek dalam).
Paulus menempatkan kata "penguasa" dalam bentuk sastra
"pemerintah – penguasa - kekuasaan-kerajaan" yang mengangkat kembali
kuasa absolut raja atau kuasa kepemilikan akan sesuatu (PL) untuk mengungkapkan
kuasa spiritual (1 Korintus 15 :24; Efesus 1 :21; Kolose 1:16; 1 Petrus 3: 12)
yang merenggut hidup batin manusia namun dibinasakan berkat Roh Kudus yang
"adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu
penebusan yang menjadikan kita milik Allah untuk memuji kemuliaan-Nya"
(Efesus 1:14). Perjanjian Baru menyajikan kata exousia sebanyak 102 kali dalam
beberapa pemahaman, yaitu suatu kemampuan tindakan sebagai sumber segala kuasa
(Kisah 1:7; Rm 2: 1), kuasa kodrati yang berasal dari Allah (Wahyu 6:8; 9:3;
16:9; 18:9), kekuatan Setan yang menguasai (Kisah 26: 18; Kolose 1: 13), dan
kuasa kosmis yang menyentuh hidup batin manusia (Yohanes 17:2; Matius 11:27).
Kebiasaan
dunia ini (Efesus 2:2): Paulus mengungkapkan suatu pilihan hidup dalam
kaitannya dengan kuasa-kuasa, yaitu hidup dalam cengkeraman kuasa malaikat
jahat atau hidup dalam iman akan Kristus. Gagasan ini terkait erat dengan aion
(diterjemahkan kebiasaan), yang dalam dunia Yunani berarti "dewa yang
berpribadi" (personal deity). Dewa Aion sernakin bermakna dalam dunia
Yahudi saat rnenjadi ton aiona tou kosmou (kebiasaan dunia) karena kata aion
dihubungkan dengan kekuatan yang diprakarsai oleh kekuatan makhluk jahat."
Kata "archon" (penghulu atau kuasa jahat duniawi) mempunyai maksud
yang dekat dengan makhluk jahat itu (Matius 9:34; 12:24; Markus 3:22; Lukas
11:15; Yohanes 12:31; 14:30; 16:11). Gagasan ini senada dengan istilah
archonton tou aionos (Penguasa zaman ini, l Korintus 2:8 ) yang oleh Paulus
ditempatkan dalam kerangka kedewasaan rohani (kebijaksanaan, sophia), yaitu
menerima kuasa Kristus sebagai landasan hidup jemaat (jemaat Korintus hidup di
antara orang-orang kafir dengan kuil-kuil kaisar, dewa-dewi mereka dan kuil dewaAfroditus
dengan scribu wanita pelacur suci). Kedewasaan rohani ini dilatarbelakangi oleh
"sekolah" Pytha¬goras" yang mcmisahkan muridnya dalam dua
tingkat, yaitu murid yang kurang pengalaman dan murid yang sempuma (teleion;
Daily Study Bible Series "l Corinthians", p 26).
Penguasa
kerajaan angkasa (Efesus 2:2): Teks Yunani menyebut ton archonta tes exousias
tou aeros (penguasa kuasa-angkasa raya). Penguasa yang dimaksud adalah penguasa
di bawah kekuatan dewa angkasa raya. Dalam konteks ini, kuasa (exousia) tidak
dipahami secara personal melainkan sebagai "pemcrintahan atau dunia"
yang dapat dibayangkan membentuk suatu kelompok roh-roh angkasa raya. Bila
dikaitkan dengan salah satu tulisan "Papyri Graecae Magicae" yang
pararel dengan Efesus 2:2 (berbunyi: kata tou echontos ton aera, menurut dewa
yang berkuasa atas angkasa raya) pemahaman mengenai kuasa kerajaan angkasa
telah biasa dikenal di masa Yudaisme.
Roh yang Berkuasa dan Memerintah :
"Singgasana-Kerajaan-Pemerintahan-Penguasa"
adalah teknik sastra yang ditulis Paulus untuk mengungkapkan roh-roh yang
berkuasa dan memerintah manusia (lihat Kolose 1:16). Thronos (Singgasana) dalam
dunia Yunani dikaitkan dengan takhta Dewa Zeus dan Hera, istrinya, yang
menentukan hidup mati manusia (Theological Dictionary of the New Testament, 338
) atau sebagai takhta para malaikat ("takhta dunia", 1 Enoch 75:2;
"dua singgasana untuk beristirahat", 2 Enoch 48:2). Kuriontetes
(Kerajaan) adalah anggota-anggota kelompok para malaikat jahat (Theological
Dictionary of the New Testament, 493); "archai" (Pemerintahan)
berarti makhluk spiritual atau malaikat yang akan menjadi baik (Theological
Dictionary of the New Testament, 81-82; "archai" dipahami secara
berbeda dalam masing-masing teks );
Misalnya
dalam Efesus 1:21 "archai" dipahami sebagai kuasa yang rnemusuhi
Allah, Efesus 2:2 sebagai tuan besar atau maharaja; 1 Korintus 8:5 sebagai
kuasa yang merasuk lewat hidup rohani, lewat nafsu seksual (1 Korintus 6: 15),
lewal kehidupan yang vital (1 Korintus 15:26), lewat hidup sosial (Efesus 6);
dalam Efesus 6: 12 sebagai makhluk spiritual yang dikaitkan dengan hidup para
malaikat (Roma 8:38 ), Efesus 3: 10 sebagai roh yang tinggal di hagian terbawah
surga.
Exousiai
(Penguasa) dirakit oleh Paulus dari paham Hellenis ("nexus" yang
merangkum segala unsur semesta) dan dari paham Yahudi (ide mengenai daya
kekuatan yang mengatur alam) untuk menyajikan suatu kuasa/kekuatan kosmis
(Theological Dictionary of the New Testament, p. 239) atau kuasa spiritual.
"Nexus"
berarti penjalinan menjadi satu atau rangkaian yang terdiri: dalam satu
hubungan.
Stoicheia
Perjanjian
Baru menerjemahkan stoicheia dengan istilah roh-roh dunia (the elements of the
world, Kolose 2:8,20; Galatia 4:3,9; Ibrani 5: 12; 2 Petrus 3: I 0, 12).
Stoicheia sendiri berarti unsur-unsur yang mendasari dunia jasmani, asas-asas
dasar atau roh-roh asasi dan bisajuga dipahami sebagai benda-benda lang it yang
merupakan kekuatan supranatural penentu nasib dunia dan manusia. Pemikiran ini
berdasar pad a gagasan filosofis Epikurianisme yang dikembangkan oleh Zeno
(340-265 SM) membentuk suatu paham filosofis bam, yaitu stoicisme. Pada masa
Paulus, ajaran ini tetap berpengaruh pada jemaatnya dalam me¬mandang hubungan
antara Pencipta dan ciptaan. Hal ini kelihatan dari minat besar orang Yahudi
terhadap benda-benda alam, hal perbintangan dan yakin akan peranan para
malaikat (Galatia 3:19; 1:8 ). Orang non-Yahudi lebih mengembangkan pemikiran
filosofis dan tekun beribadah kepada para dewa atau ilah-ilah (Galatia 4:8;
Kolose 12: 18 ).
Stoicisme
mengajarkan bahwa alam semesta ini tidak diatur oleh Allah melainkan oleh suatu
akal budi yang mutlak sebagai unsur asasi semesta. Kenyataan ini membuat
manusia harus pasrah menerima keadaan dunia sebagai cerminan akal budi
(apatheia), agar manusia dapat menjadi bijaksana. Hidup selaras dengan alam,
mengendalikan pertimbangan perasaan dan menanggung penderitaan secara tenang
akan membuat manusia menjadi bijaksana. Karena itu, manusia haruss menerima
kenyataan dosa, hidup dalam gerak akal budi, dan menerima perlakuan alam dengan
hidup puas akan kebajikan sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan (eudaimonia).
Beberapa hal yang dikritik Paulus adalah bahwa "unsur atau roh asasi"
itu telah membuat jemaatnya menolak konsep Allah sebagai pribadi dan menolak
kedatangan Kristus untuk menghapus dosa asal di dunia orang hidup dan orang
mati. Karena itu, Paulus memandang Stoicisme sebagai roh-roh penguasa dunia
yang menjauhkan jemaat dari Allah,
Stoicheia
Bentuk jamak dari kata sifat stoikheos berarti berdiri berbaris, asas-asas
pokok suatu huruf, ajaran Stoa (asas-asas dunia: tanah, air, udara, api) dan
para malaikat (seperti dalam nyanyian Orpheus dan kitab Hermas),
Ular
Dalam
tradisi Yudaisme, kata yang senuansa dengan ophis (ular) adalah drakon (naga),
aspis (ular beludak), ekgona, aspidon (ular berbisa), basilikos (Kerajaan),
kerastes (tanduk atau pemerintah). Kata-kata ini berasal dari kisah-kisah
mitologis yang menganggap Hades (syeol = dunia kematian) sebagai tempat tinggal
Ular Agung. Tulisan-tulisan Pseudepigrapha dan rabbinik mengisahkan Leviathan
(lewiyatan = monster kehancuran yang berkepala tujuh; buaya) dan Behemoth
(behemot = binatang; kuda Nil) sebagai santapan bagi kebenaran di akhir zaman
(Mitologi Kanaan; Theological Dictionary of the New Testament, p. 749-750).
Perjanjian
Baru menyajikan ular sebagai makhluk yang menghadirkan kejahatan dan bahaya
dalam relasi manusia dengan Allah yang membuat manusia tidak mungkin
"meluputkan diri dari hukuman Neraka" (Matius 23:33). Ungkapan
demikian muncul karena ular dikaitkan dengan kerajaan Setan (Lukas 10: 19).
Karena itu, dalam aliran Gnosis ular dipahami sebagai salah satu nama dari
diabolos; dan naga adalah Setan yang berhakikat mendakwa atau mencobai.
Gnotisisme ini makin diteguhkan oleh pewartaan Paulus yang mengatakan
"janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang
dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular" (1 Korintus 10:9). Kitab
Wahyu menyatukan perbedaan ini dalam kata "ular tua" (yang disebut
diabolos atau satanas, Wahyu 12:9). Ular tua ini mempunyai kuasa kehancuran
(chaos) yang melawan Allah pada awal penciptaan sampai pada akhir zaman.
Sejarah manusia bersama ular tua hadir dalam kejahatan manusia atau pilihan
hidup manusia un tuk berbuat dosa dan dalam segala bentuk perlawanan terhadap
Allah.
Singa
Perjanjian
Lama dalam terjemahan dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani (LXX) menyebut leon
(singa) sebanyak 150 kali yang diungkapkan sebagai suatu kekuatan. Biasanya
kekuatan itu dikaitkan dengan Yehuda yang digambarkan sebagai anak singa, singa
jantan, singa betina (Kejadian 29:9) dan sebagai kekuatan yang dapat membuka
kitab surgawi tentang keputusan-keputusan Allah mengenai kejadian-kejadian di
akhir zaman (Wahyu 5:5). Perjanjian Baru menampilkan "singa" di
antara tiga makhluk lain, yaitu manusia, lembu, burung nasar (Wahyu 4:7) yang
mempunyai kekuatan setara dengan Kerubim, Singa itu mirip kuda yang dari
mulutnya keluar api, asap dan belerang (Wahyu 9: 17) dan berkaki beruang (Wahyu
13:2). Karena itu, kita hams berjaga-jaga "lawanmu, si Ibl is, berjalan
keliling sarna seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang
ditelannya" (1 Petrus 5: 8 ).
Roh Najis; Katak
Istilah
"Roh Najis" (pneumatos akathartou, lihat artikel ROH JAHAT - ROH
NAJIS, di roh-jahat-roh-najis-vt108.html#p232).
Istilah ini
terdapat dalam Kitab Wahyu 16: 13 dan 18:2. Teks ini menyebutkan bahwa dari
mulut naga, binatang (the beast) dan dari nabi palsu keluar tiga roh najis. OP
Harrington dalam bukunya 'Revelation' menafsirkan tiga makhluk itu sebagai
Satanic Trinity (Tritunggal Setanik) yang akan menyesatkan banyak orang (Matius
13:14; Markus 13:22) dan membawa pada kebinasaan (2 Tesalonika 2:9-12).
Roh Najis
disebut sebagai yang menyerupai katak (batrachoi). William Barclay dalam
bukunya yang berjudul 'The Revelation of John' mempertajam gagasan mengenai
katak sebagai roh najis demikian: pertama, katak dikaitkan dengan
"katak-katak yang bermunculan meliputi tanah Mesir" (tulah kedua,
Keluaran 8:5-11) dan "katak-katak itu memusnahkan mereka" (Mazmur
78:45); kedua, katak adalah binatang yang dianggap najis (Imamat 11: 1 0);
ketiga, katak merupakan simbol ucapan tak bermakna brekekekex, coax coax
(ucapan Aristophanes); keempat, katak dapat dikaitkan dengan agama Persia
(Zoroastrianisme) yang di dalamnya terdapat kisah bahwa katak adalah pembantu
Ahriman (kuasa kegelapan) yang melawan Ormuzd (kuasa terang).
Dengan
demikian, Kitab Wahyu ingin mengatakan bahwa apa yang keluar dari tritunggal
Setanik itu adalah seperti tulah di zaman Mesir, kekotoran/kenajisan, ucapan
yang menyesatkan dan makhluk yang membantu kuasa kegelapan.
Awal Pemberontakan Iblis
Awal
Pemberontakan di Surga adalah awal pertama kali Iblis mengungkapkan pendakwaan
atas ketidakpuasan akan pemerintahan dan hukum Allah. Dakwaan Lucifer kepada
Mesias yang adalah Penguasa Surga yang diakui, serta memiliki satu kuasa dan
wewenang dengan Allah yang dikarenakan dalam semua konsultasi Allah, Mesias
selalu turut di dalamnya, sementara Lucifer tidak diizinkan untuk ikut dalam
maksud-maksud Ilahi.
Dengan
meninggalkan tempatnya di hadapan Allah, Lucifer pergi untuk menyebarkan roh
ketidakpuasan di antara malaikat-malaikat. Lucifer membangkitkan roh
ketidakpuasan terhadap hukum-hukum yang mengatur mahluk-mahluk surgawi, dengan
mengatakan bahwa mereka dibebani dengan pembatasan-pembatasan yang tidak perlu.
Oleh karena alamiah mereka adalah suci ia mendorong malaikat-malaikat itu untuk
mengambil kehendak hati mereka sendiri. Ia berusaha mendapatkan simpati para
Malaikat, dengan mengatakan Allah telah tidak adil dengan memberikan
penghormatan tertinggi bagi Mesias. Ia mengatakan bahwa dalam cita-citanya
untuk memperoleh kuasa dan penghormatan yang lebih besar bukan karena bercita-cita
mau meninggikan diri, tetapi untuk memperoleh kebebasan bagi segenap penghuni
surga, agar dengan begitu mereka memperoleh eksistensi yang lebih tinggi.
Allah di
dalam hikmatNya, membiarkan Lucifer meneruskan roh kebenciannya matang untuk
mengadakan pemberontakan. Dalam pandangan Allah, adalah perlu bagi
rencana-rencana Lucifer itu untuk benar-benar berkembang, agar sifat dan
kecenderungan sebenarnya dapat dilihat semua oleh seluruh umat alam semesta.
Pemerintahan
Allah bukan saja atas penduduk surga, tetapi atas semua dunia-dunia yang
dijadikanNya; dan Setan berpikir bahwa jika ia dapat membawa malaikat-malaikat
surga bersamanya memberontak, maka ia juga dapat membawa dunia-dunia lain
bersamanya. Dengan liciknya ia menggunakan argumentasi palsu dan penipuan untuk
mencapai tujuan-tujuannya.
Perbedaan Iblis Dengan Satan/Setan
Orang
Kristen termasuk para pelayan Tuhan selalu menganggap iblis dan setan itu sama
saja, bahkan menganggap Jin adalah setan, tuyul adalah setan, arwah juga adalah
setan. Padahal jikalau kita simak di dalam Alkitab mereka itu jenis mahluk yang
berbeda. Tetapi yang paling mengganggu adalah menganggap iblis /lucifer adalah
sama dengan setan.
Wah 20:1
Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang
maut dan suatu rantai besar di tangannya; 2 ia menangkap naga, si ular tua itu,
yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya,
Mari simak
ayat diatas, bahwa Naga tua adalah iblis /lucifer dan satan adalah pribadi yang
berbeda, satan adalah para pengikutnya atau malaikatnya yang ditarik oleh si
ular naga dengan ekornya, yang ketika di bumi menjadi setan dan roh jahat.
Wah 12:4 Dan
ekornya menyeret sepertiga dari bintang- bintang di langit dan melemparkannya
ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan
itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
Jadi Lucifer
tetaplah hanya 1 sosok saja yaitu iblis, sedangkan setan dan roh jahat sangat
banyak sekali, demikian juga harus bedakan antara penguasa teritorial dgn
setan, Ratu Kidul itu penguasa teritorial, bukan dari golongan malaikat yang
terjatuh dari Sorga. Ini sengaja saya tulis untuk membuka pengertian tentang
alam roh, sehingga orang tidak bingung di dalam pengertiannya. Dan menghakiminya
dengan kata "Sesat!! "
Peraturan Komentar
- No Perdebatan
- No SARA
- No SPAM
- No Active Link
- No OOT (silahkan bertanya bila sesuai dengan topik pada artikel)
- Jika berpendapat, berkata dan berkomentar dengan kurang sopan maka secara otomatis akan dihapus
*Artikel diatas diambil dari berbagai sumber dan sengaja tidak mencantumkan sumber karena banyak artikel serupa dari berbagai sumber tersebut, selain itu mohon maaf tidak bisa mencantumkan juga penyedia link download dari film maupun sub credit jadi harap maklum*